Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
ISRAEL pada Senin (29/11) memprotes Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menandai ulang tahun ke-74 pemungutan suara bersejarah pada rencana pembagian yang menyerukan negara Yahudi bersama negara Arab di Mandat Inggris untuk Palestina dengan mengadakan acara solidaritas Palestina.
Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyebut keputusan untuk mengadakan acara di Majelis Umum yang bertujuan memperkuat hak untuk kembali Palestina pada hari ini merupakan hal yang keterlaluan.
Pada 29 November 1947, Majelis Umum PBB memilih untuk mengakui pembentukan negara Yahudi di bagian Mandat Inggris. Orang-orang Yahudi dengan gembira menerima rencana itu. Di sisi lain, orang-orang Palestina dan negara-negara Arab tetangga menolaknya dan memunculkan Perang Kemerdekaan Israel.
"Pada 29 November, tepatnya 74 tahun yang lalu, PBB mengakui hak orang Yahudi untuk bernegara. Orang-orang Yahudi dan Israel menerima rencana pembagian ini serta Palestina dan negara-negara Arab menolaknya dan mencoba menghancurkan kami," kata Erdan seperti dilansir The Times of Israel.
"Orang-orang Palestina dan negara-negara Arab tidak hanya menyerang Israel, negara Yahudi, mereka juga menganiaya, membantai, dan akhirnya mengusir komunitas Yahudi di negara mereka sendiri," tambahnya. Ia menuduh komunitas internasional mengabaikan peristiwa itu dan hanya berfokus kepada orang Palestina.
"Sebaliknya, PBB memiliki keberanian untuk mengadakan acara solidaritas untuk Palestina pada peringatan keputusan Palestina sendiri untuk memilih kekerasan. Pada hari ketika orang-orang Palestina memilih kekerasan, PBB juga berani untuk memajukan permintaan kembali yang keterlaluan. Ini tuntutan yang akan mengarah pada pemusnahan total negara Yahudi," katanya.
Hak untuk kembali ialah salah satu masalah inti utama perselisihan dalam konflik Israel-Palestina. Orang-orang Palestina mengklaim bahwa lima juta orang--puluhan ribu pengungsi penduduk asli dari wilayah yang sekarang disebut Israel dan jutaan keturunan mereka--memiliki hak untuk kembali ke tanah leluhur mereka.
Israel menolak permintaan itu dengan mengatakan bahwa itu merupakan tawaran Palestina untuk menghancurkan Israel berdasarkan jumlah. Populasi Israel hampir sembilan juta, sekitar tiga perempat di antaranya orang Yahudi. Masuknya jutaan orang berarti Israel tidak bisa lagi menjadi negara mayoritas Yahudi.
Untuk menyoroti masalah ini, misi Israel untuk PBB meluncurkan kampanye pada Senin bersama dengan Kongres Yahudi Dunia yang akan melihat truk-truk berkeliling New York dengan pesan Jangan hapus sejarah Yahudi.
Baca juga: Maroko akan Dorong Pembicaraan Palestina-Israel
Erdan secara khusus ingin menyoroti penderitaan ratusan ribu orang Yahudi yang diusir dari tanah Arab setelah berdirinya Negara Israel dan harta benda mereka disita. "Dengan memajukan dan memperkuat di satu sisi narasi palsu dan berbahaya dari Palestina dan dengan membungka kisah nyat tragis para pengungsi Yahudi yang diusir dari negara-negara Arab dan dari Iran, PBB menghapus sejarah Yahudi dan mendistorsi kebenaran dan kami tidak akan pernah membiarkan ini terjadi," kata Erdan. (OL-14)
Menlu AS Marco Rubio mengkritik langkah beberapa negara Barat yang akan mengakui Palestina.
PEMERINTAH Gaza menuduh Israel sengaja menciptakan kekacauan untuk menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sebanyak 18.592 anak Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023.
Pengumuman embargo senjata terhadap Israel muncul dua minggu setelah negara Slovenia menyatakan menteri Israel sebagai persona non grata.
DUNIA semakin bersatu untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, terutama dari negara Barat.
SEORANG mantan pasukan elite Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa militer Israel bersiap menembak anak-anak Palestina tak bersenjata di Jalur Gaza.
UNI Emirat Arab (UEA) dan Irak menyambut baik pernyataan dari sejumlah negara mengenai pengakuan terhadap Negara Palestina.
Keputusan dibuat setelah berbagai kontak dengan para mitra, mengingat perkembangan konflik yang sangat mengkhawatirkan, di antaranya dari perspektif kemanusiaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved