Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Houthi Yaman Hukum Seorang Model Lima Tahun Penjara

Mediaindonesia.com
08/11/2021 20:52
Houthi Yaman Hukum Seorang Model Lima Tahun Penjara
Entisar al-Hammadi.(AFP/Facebook.)

GERAKAN pemberontak Houthi Yaman telah menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada seorang model atas penyalahgunaan narkoba dan prostitusi. Dakwaan itu ditolak oleh pembelaannya dan dikutuk oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia.

Entisar al-Hammadi, 20, ditangkap pada Februari di suatu pos pemeriksaan saat dalam perjalanan ke pemotretan di ibu kota Sanaa. Houthi yang didukung Iran mengambil alih Sanaa pada 2014 dan telah menegakkan kampanye moralitas, terutama terhadap perempuan.

Kantor berita pemberontak Saba melaporkan hukuman lima tahun pada Minggu malam setelah keputusan pengadilan di Sanaa. Persidangan Hammadi dimulai pada Juni dalam prosedur yang digambarkan oleh Human Rights Watch (HRW) penuh dengan penyimpangan dan penyalahgunaan.

Menurut pembelaannya, popularitas Hammadi di media sosial dengan ribuan pengikut merupakan alasan sebenarnya di balik penangkapannya. Afrah Nassar, seorang peneliti Yaman di HRW, men-tweet untuk mengutuk putusan tersebut. "Hukuman itu tidak adil dan bermotivasi politik."

Pada Juli, Hammadi mencoba bunuh diri di penjara Sanaa yang dijalankan oleh pemberontak, menurut kelompok hak asasi dan pengacaranya. Lahir dari ibu Ethiopia dan ayah Yaman, Hammadi telah mem-posting lusinan gambar online dengan kostum tradisional, jeans, atau jaket kulit, baik dengan maupun tanpa jilbab Islami.

Dia memiliki ribuan pengikut di Instagram dan Facebook. Menurut HRW, Hammadi telah bekerja sebagai model selama empat tahun dan berakting di dua serial TV Yaman tahun lalu.

Amnesty International mengatakan pada Mei bahwa setelah penangkapannya, Hammadi diinterogasi sambil ditutup matanya, dilecehkan secara fisik dan verbal, menjadi sasaran penghinaan rasis dan dipaksa untuk mengaku beberapa pelanggaran, termasuk kepemilikan narkoba dan prostitusi.

Kekerasan terhadap perempuan, terutama di daerah-daerah yang dikuasai Houthi, telah meningkat sejak Yaman terjun ke dalam perang saudara pada 2014. Menurut PBB, perang itu telah menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca juga: Perang Yaman Tujuh Tahun Bikin 10.000 Anak Tewas dan Cacat

Houthi menguasai sebagian besar bagian utara negara itu. Meskipun demikian, pemerintahnya diakui secara internasional dan didukung oleh koalisi militer yang dipimpin Saudi. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya