Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Israel Bubarkan Festival Palestina yang Didukung UNDP

Mediaindonesia.com
27/10/2021 21:39
Israel Bubarkan Festival Palestina yang Didukung UNDP
Permukiman Israel Givat Zeev, dekat kota Ramallah Palestina di Tepi Barat yang diduduki.(AFP/Ahmad Gharabli.)

ISRAEL membubarkan festival budaya di situs yang dilindungi Prancis di Jerusalem timur yang dicaplok. Klaimnya, acara itu disponsori oleh Otoritas Palestina (PA) tanpa izin Israel. Ini dibantah oleh penyelenggara, Rabu (27/10).

Festival tiga hari yang dijadwalkan di Rumah Abraham untuk peziarah agama, dengan pertunjukan oleh kelompok seni Palestina, didukung oleh Program Pembangunan PBB (UNDP), Finlandia, dan Austria.

Manajer Abraham's House Bernard Thibaud mengatakan kepada AFP bahwa pertunjukan untuk anak-anak sudah dimulai pada Selasa (26/10) ketika polisi tiba dan menutupnya. Dia terkejut dan merasa malu dengan pembatalan tersebut.

Konsul Jenderal Prancis di Jerusalem serta penasihat urusan agama konsulat juga telah mengunjungi festival tersebut, sumber diplomatik mengatakan kepada AFP. Dalam perintah pembatalan, Menteri Keamanan Publik Israel Omer Barlev menulis bahwa acara tersebut diadakan dengan sponsor dan pendanaan dari Otoritas Palestina dan tanpa izin tertulis.

Polisi yang datang ke tempat itu mengenakan pakaian biasa dan bepergian dengan mobil tanpa logo kepolisian, kata sumber diplomatik. Rumah Abraham dikelola oleh badan amal keagamaan, Secours Catholique-Caritas France. Itu berada di bawah perlindungan Konsulat Prancis di Jerusalem, mirip dengan Gereja Sainte-Anne di Kota Tua, yang dikunjungi Presiden Emmanuel Macron tahun lalu.

"Tujuan festival memberikan sedikit kegembiraan dan waktu luang bagi anak-anak dan orang dewasa di lingkungan ini yang mengalami banyak kemiskinan dan kekerasan," kata Thibaud. "Meminta polisi menghentikan acara budaya ini hanya membawa lebih banyak kekerasan ke distrik."

Israel merebut Jerusalem timur dalam Perang Enam Hari 1967 dan mencaploknya. Langkah ini tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Israel melarang aktivitas resmi Palestina di Jerusalem timur, tempat warga Palestina berharap untuk mendirikan ibu kota negara masa depan mereka. Festival ini diselenggarakan oleh Konservatori Musik Nasional Edward Said, Teater Nasional Palestina El-Hakawati, dan teater keliling Qafilah di Yerusalem. Ditanya PA mendukung organisasinya atau festival, Direktur Jenderal Konservatori Suhail Khoury mengatakan kepada AFP, "Tidak, tidak sama sekali".

Amer Khalil, Direktur el-Hakawati, juga mengatakan kepada AFP bahwa PA sama sekali tidak mendukung kelompoknya atau festival tersebut. Acara itu, menurutnya, program UNDP.

Imad Mitwalli, Direktur Qafilah, mengatakan organisasinya tidak pernah menerima uang dari PA. Barlev tidak segera menjawab pertanyaan AFP.

Baca juga: Jerman Prihatin Israel Cap Kelompok Sipil Palestina sebagai Teroris

Kelompok seni mempublikasikan acara tersebut dengan bantuan asosiasi lokal di Silwan, lingkungan Palestina di tepi Kota Tua Jerusalem. Ratusan penduduk di sana menghadapi kemungkinan penggusuran karena pemukim Israel mengajukan tantangan hukum untuk mengklaim properti yang dimiliki orang Yahudi sebelum perang 1948 untuk kemerdekaan Israel. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya