JERMAN dan Denmark telah memulangkan 11 wanita yang bergabung dengan kelompok teror ISIS dan 37 anak mereka dari Suriah utara dalam transfer terbesar sejak 2019. Kelompok lobi Save the Children menyerukan agar proses repatriasi dilanjutkan.
"Kami menyambut baik berita bahwa pemerintah Denmark dan Jerman telah mengeluarkan 37 anak dari kondisi menyedihkan yang mereka tinggali," kata Direktur Respon Suriah kelompok itu Sonia Khush. "Anak-anak di kamp menghadapi kondisi yang sulit dengan kebebasan bergerak yang terbatas, layanan dasar yang tidak memadai termasuk air dan pendidikan, dan risiko kekerasan yang selalu ada."
Dia juga mendesak Denmark meninjau kembali keputusannya untuk mencabut kewarganegaraan ketiga ibu mereka sambil berusaha membawa anak-anak kembali ke Eropa. "Para ibu seharusnya tidak harus memilih antara tinggal bersama anak-anak mereka di kamp-kamp dengan kondisi kemanusiaan yang keras atau melepaskan mereka karena harus hidup sendiri," katanya.
Kelompok itu dipulangkan dari kamp Roj di Suriah timur laut yang dikuasai Kurdi. Harian bergaya tabloid Bild melaporkan bahwa kementerian luar negeri dan pejabat polisi mendarat di wilayah itu, Rabu pagi, dengan pesawat militer AS.
Mereka kemudian membawa kelompok itu ke Kuwait sebelum mereka naik penerbangan ke Frankfurt. Para wanita berusia antara 30 dan 38 tahun dan berasal dari beberapa daerah di sekitar Jerman, lapor mingguan Der Spiegel.
Baca juga: Jerman, Denmark Pulangkan Wanita dan Anak terkait ISIS
Negara-negara telah berselisih tentang cara memperlakukan tawanan yang terkait dengan ISIS sejak kejatuhan kelompok tersebut pada Maret 2019. Sebagian besar negara Eropa melakukan repatriasi berdasarkan kasus per kasus. Pemulangan bersama terakhir Jerman bersama Finlandia pada Desember 2020 membawa kembali 5 wanita dan 18 anak-anak. (AFP/OL-14)