Korban Tewas Kerusuhan di Penjara Ekuador Menjadi 100 Orang

 Atikah Ishmah Winahyu
30/9/2021 13:46
Korban Tewas Kerusuhan di Penjara Ekuador Menjadi 100 Orang
Peta yang menunjukkan lokasi penjara di Guayaquil, sebuah kota pantai lebih dari 400 km barat daya dari ibukota, Quito.( AFP / AFP)

PARA pejabat di Ekuador mengatakan lebih dari 100 narapidana tewas dan 52 lainnya terluka dalam kerusuhan antara geng-geng yang bersaing di dalam penjara.

Biro penjara negara itu mengatakan dalam sebuah tweet pada Rabu (29/9) malam, bahwa saat ini lebih dari 100 tewas dan 52 terluka telah dikonfirmasi, setelah kerusuhan yang terjadi pada Selasa (28/9) di fasilitas di Guayaquil, sebuah kota pantai lebih dari 400 km barat daya dari ibukota, Quito.

Sebelumnya, korban tewas yang dikonfirmasi oleh komandan polisi daerah, Fausto Buenano mencapai 30 orang. Tapi Buenano mengatakan jenazah yang ditemukan di pipa penjara masih diidentifikasi.

“Polisi dan pejabat militer menguasai kembali penjara lima jam setelah kerusuhan meletus. Dan beberapa senjata telah disita,” kata Buenano kepada wartawan.

Dia menambahkan bahwa petugas polisi menanggapi dengan senjata tidak mematikan ketika mereka diserang oleh narapidana yang bersenjatakan pistol, revolver, dan senapan.

Terletak di antara Kolombia dan Peru, Ekuador yang merupakan produsen kokain terkemuka dunia, adalah titik transit utama untuk pengiriman obat-obatan ke Amerika Serikat dan Eropa.

Antara Januari dan Agustus 2021, pihak berwenang Ekuador menyita sekitar 116 ton obat-obatan, terutama kokain, dibandingkan dengan 128 ton pada tahun 2020.

Sistem penjara Ekuador telah menjadi medan pertempuran antara tahanan yang terkait dengan geng narkoba Meksiko, terutama kartel Generasi Baru Sinaloa dan Jalisco.

Kekerasan terbaru melibatkan tembakan, pisau dan ledakan serta disebabkan oleh perselisihan antara geng penjara Los Lobos dan Los Choneros, menurut para pejabat.

Gambar yang ditayangkan di televisi menunjukkan narapidana menembak dari jendela penjara di tengah asap dan ledakan senjata api serta bahan peledak.

Pemerintah negara bagian Guayas, di mana Guayaquil berada, mengunggah gambar di akun Twitter-nya yang menunjukkan enam juru masak dievakuasi dari salah satu sayap penjara.

Pekan lalu, polisi menyita dua pistol, sebuah revolver, sekitar 500 butir amunisi, sebuah granat tangan, beberapa pisau, dua batang dinamit dan bahan peledak rakitan di salah satu penjara kota.

Dua minggu lalu, penjara Nomor 4 Guayaquil diserang oleh pesawat tak berawak, bagian dari perang antara kartel internasional, menurut otoritas penjara. Tidak ada korban jiwa dalam serangan itu.

“Ada krisis penjara sejak 2010, dengan rata-rata 25 pembunuhan per tahun, tetapi telah meningkat secara signifikan dari 2017 ke puncak tahun ini, di mana kita pasti telah melampaui 160 pembunuhan,” kata pakar keamanan Ekuador, Fernando Carrion.

Pada bulan Juli 2021, Presiden Guillermo Lasso menetapkan keadaan darurat di sistem penjara Ekuador menyusul beberapa episode kekerasan yang mengakibatkan lebih dari 120 narapidana terbunuh sepanjang tahun ini.

Pada bulan Februari 2021, 79 tahanan tewas dalam kerusuhan simultan di tiga penjara di negara itu.

Pada bulan Juli 2021, 27 tahanan lainnya kehilangan nyawa mereka di penjara Litoral, sementara pada bulan September sebuah penjara diserang oleh drone tetapi tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Sistem penjara Ekuador memiliki 65 fasilitas yang dirancang untuk sekitar 30.000 narapidana, tetapi populasi penjara sebenarnya di negara itu mencapai 39.000 dan sistem menghadapi kekurangan staf yang kronis.

Ombudsman hak asasi manusia negara itu mengatakan ada 103 pembunuhan di penjara pada tahun 2020, dengan korupsi memungkinkan narapidana untuk membawa senjata dan amunisi. (Aiw/Aljazeera/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya