HAMPIR 1.400 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel akan melakukan mogok makan sebagai protes atas kondisi penahanan mereka sejak pembobolan penjara pada pekan lalu. Hal itu disampaikan Otoritas Palestina pada Selasa.
Ketegangan meningkat sejak enam narapidana melarikan diri dari penjara dengan keamanan tinggi di Israel utara pada 6 September 201, melalui terowongan yang digali di bawah wastafel. Empat dari mereka telah ditangkap kembali.
Ratusan sesama narapidana dipindahkan ke penjara lain dan barang-barang pribadi disita dalam penggeledahan yang dilakukan penjaga, menurut Palestinian Prisoners' Club.
"Situasinya sangat buruk di penjara, itu sebabnya mereka akan mogok makan," kata Qadri Abu Bakr, Kepala Komisi Otoritas Palestina untuk tahanan, kepada AFP.
Dia mengatakan 1.380 tahanan - dari lebih dari 4.000 warga Palestina ditahan di penjara Israel - akan memulai aksi mogok pada Jumat (17/9), yang akan diikuti narapidana lain pada pekan depan.
Abu Bakr menambahkan bahwa pembicaraan antara otoritas penjara Israel dan perwakilan tahanan tidak membuat kemajuan sejauh ini.
Palang Merah mengatakan Israel telah memutuskan untuk mengizinkan kunjungan untuk bertemu dengan para tahanan, setelah mereka diskors pekan lalu.
Namun Abu Bakr menyatakan keprihatinan atas nasib keempat tahanan yang sempat melarikan diri itu, yang tidak diizinkan untuk dikunjungi oleh Palang Merah.
Pengacara Palestina Khaled Mahjana mengatakan kepada AFP bahwa dia akan bertemu dua dari empat tahanan - Yaqub Qadri dan Mohammad Ardah - pada Selasa (14/9) malam.
Abu Bakr juga mengungkapkan kekhawatiran akan kesehatan buronan lain yang ditangkap kembali, Zakaria Zubeidi, setelah media sosial melaporkan bahwa dia telah dikirim ke rumah sakit.
Otoritas penjara, pada Senin, mengatakan bahwa dia masih dalam tahanan dan belum dirawat di rumah sakit. (AFP/Nur/OL-09)