Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

LSM Sebut Penerbangan dari Afghanistan Diblokade

Nur Aivanni
07/9/2021 06:24
LSM Sebut Penerbangan dari Afghanistan Diblokade
Ilustrasi warga Afghanistan menunggu untuk dievakuasi(AFP/Donald R Allen)

PEMERINTAHAN Presiden AS Joe Biden menghadapi tekanan yang meningkat pada Senin di tengah laporan beberapa ratus orang, termasuk orang Amerika telah dicegah selama seminggu untuk terbang keluar dari bandara di Afghanistan utara.

Marina LeGree, pendiri dan direktur eksekutif sebuah organisasi non-pemerintah Amerika yang aktif di Afghanistan, mengatakan sekitar 600 hingga 1.300 orang, termasuk gadis-gadis dari kelompoknya telah menunggu di dekat bandara Mazar-i-Sharif selama seminggu.

Jumlah itu diketahui termasuk 19 orang Amerika, meskipun tidak ada yang bergabung dengan grup LeGree. Dikatakannya, mereka yang menunggu itu ditempatkan di berbagai tempat di kota.

"Sudah tujuh hari dan tidak ada yang bergerak," kata LeGree kepada AFP.

Dia menambahkan bahwa enam pesawat sewaan sedang menunggu di bandara untuk mengevakuasi apa yang oleh beberapa pejabat disebut 'kelompok LSM'.

"Taliban sama sekali tidak membiarkan apa pun bergerak," ucapnya.

Organisasinya yang berbasis di Virginia, yang melatih gadis-gadis Afghanistan dalam kepemimpinan melalui aktivitas fisik seperti mendaki gunung, mencoba mengevakuasi sekelompok kecil gadis dan perempuan muda, semuanya berusia 16 hingga 23 tahun, dan beberapa anggota keluarga.

Baca juga: Taliban Minta Mantan Pasukan Afghanistan Bergabung

Semuanya adalah Hazara, etnis minoritas di Afghanistan yang menghadapi penindasan berat ketika Taliban terakhir kali menguasai negara itu dari tahun 1996-2001.

LeGree, yang telah bekerja di Afghanistan sejak 2005 untuk kelompok bantuan dan badan-badan AS, menyatakan frustrasi dengan peran Departemen Luar Negeri dalam menyelesaikan penerbangan.

Keberangkatan kelompok itu tampaknya sudah dekat sampai beberapa hari yang lalu, ketika perencanaan tiba-tiba terhenti.

Pada Senin, juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan sementara AS berkomitmen untuk membantu orang Amerika dan warga Afghanistan yang berisiko untuk pergi, sumber dayanya di Afghanistan sangat terbatas.

"Kami tidak memiliki personel di darat, kami tidak memiliki aset udara di negara ini, kami tidak mengontrol wilayah udara - apakah di Afghanistan atau di tempat lain di kawasan itu," kata juru bicara itu kepada AFP.

"Mengingat kendala ini, kami juga tidak memiliki sarana yang dapat diandalkan untuk mengonfirmasi rincian dasar penerbangan carter, termasuk siapa yang mungkin mengaturnya, jumlah warga AS dan kelompok prioritas lainnya di dalam pesawat, keakuratan manifes lainnya, dan di mana mereka berencana untuk mendarat," tuturnya.

"Kami akan memegang janji Taliban untuk membiarkan orang bebas meninggalkan Afghanistan," tambahnya.

Adapun citra satelit bandara dari 3 September menunjukkan ada enam pesawat, satu di landasan pacu dan lainnya di luar gedung terminal. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya