Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Taliban Bisa Belajar dari Indonesia, Bentuk Pemerintahan Inklusif

Haufan Hasyim Salengke
03/9/2021 14:33
Taliban Bisa Belajar dari Indonesia, Bentuk Pemerintahan Inklusif
Taliban(AFP)

PERISTIWA pengambilalihan kepemimpinan oleh Taliban di Afghanistan turut menjadi perhatian lembaga sosial kemanusiaan MER-C.

Sarbini Abdul Murad selaku Ketua Presidium MER-C memberikan pernyataan pers terkait hal ini dan rencana MER-C ke depan sebagai sebuah organisasi yang mempunyai pengalaman melakukan misi kemanusiaan di Afghanistan pada 2001 dan 2002.

“Oleh sebab itu, kami akan memberikan beberapa hal penting. Ini adalah masukan untuk kita semua dan kita harapkan Afghanistan lebih bagus, lebih stabil, dan lebih berwajah kemanusiaan,” ujarnya, Jumat (3/9).

Sarbini yang pernah bertugas sebagai relawan medis MER-C untuk Afghanistan mengharapkan hadirnya pemerintahan yang inklusif di Afghanistan dan juga menyebutkan Taliban mesti belajar dari Indonesia. Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup dalam melakukan manajemen konflik sehingga menurutnya bisa bekerja sama dengan Taliban.

“Oleh sebab itu, kita mengharapkan adanya pemerintah yang inklusif, Taliban harus melibatkan semua pihak, semua tokoh, dan semua etnis. Sehingga kita harapkan ada stabilitas politik dan ekonomi di Afghanistan sehingga berjalan pemerintah yang efektif,” kata Sarbini.

Baca juga : Ribuan Warga Thailand Turun ke Jalan Tuntut PM Mundur

“Taliban juga mesti belajar dari Indonesia. Pemerintah Indonesia bisa bekerja sama dengan Taliban untuk mengirimkan tim asistensi diplomat-diplomat Indonesia yang hebat untuk memberikan masukkan kepada Taliban. Sehingga nanti mereka dalam mengelola negara atau mendirikan pemerintahan akan melibatkan semua pihak dan pemerintahan akan dijalankan lebih efektif,” imbuhnya.

Sarbini juga menjelaskan mengenai keikutsertaan dan rencana MER-C ke depan sebagai organisasi kemanusiaan yang pernah bekerja di Afghanistan dalam membantu negara itu apabila pemerintahan telah terbentuk dan berjalan secara efektif.

“Selanjutkan MER-C sebagai organisasi kemanusiaan yang pernah diminta oleh pihak Afghanistan terutama pihak departemen kesehatan untuk mendirikan rumah sakit di Afghanistan, insyallah MER-C akan membantu Afghanistan di bidang kesehatan, apakah itu ambulans, klinik atau rumah sakit. Ini menjadi perhatian MER-C ke depan,” kata Sarbini.

Mengenai stigma buruk yang dilabelkan pada Taliban oleh berbagai kalangan, Sarbini menilai dunia internasional mengkhawatirkan terjadinya diskriminasi terutama pada etnis minoritas, kemudian terjadi penekanan terhadap kebebasan sipil, kebebasan wanita, dan demokratisasi.

Menurutnya, kekhawatiran tersebut karena ada trauma sejarah yang dialami sekitar tahun 2000-an ketika Afghanistan dikuasai oleh Taliban terjadi kekerasan. Hal itu yang menjadi trauma sampai dengan hari ini.

“Kita harus memberikan kesempatan kepada Taliban dan menjauhkan framing,” ujarnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya