Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Beberapa Negara Hentikan Evakuasi dari Afghanistan

Nur Aivanni
27/8/2021 11:22
Beberapa Negara Hentikan Evakuasi dari Afghanistan
Ilustrasi evakuasi warga Afghanistan(AFP/WIN MCNAMEE)

BEBERAPA negara, pada Kamis (26/8), mengumumkan menghentikan evakuasi dari bandara di Kabul, Afghanistan, ketika pemerintah di seluruh dunia memberikan peringatan yang mengerikan tentang ancaman terhadap orang-orang yang berkumpul di sana dalam upaya untuk melarikan diri dari Afghanistan.

Menjelang malam, setidaknya dua ledakan melanda daerah itu: satu di Abbey Gate dan satu lagi di Hotel Baron di dekatnya. Seorang juru bicara Pentagon mengatakan ledakan itu adalah serangan kompleks yang mengakibatkan sejumlah korban AS dan sipil.

Bahkan sebelum ledakan, para pemimpin dunia memutuskan tidak bisa lagi membantu evakuasi. Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, dan Belanda mengatakan tidak akan lagi dapat memfasilitasi evakuasi udara dari Bandara Internasional Hamid Karzai.

"Kami tinggal di Afghanistan selama kami bisa," kata Jenderal Wayne Eyre, penjabat kepala staf pertahanan Kanada, dalam konferensi pers pada Kamis.

"Kami berharap kami bisa tinggal lebih lama dan menyelamatkan semua orang yang sangat ingin pergi. Bahwa kami tidak bisa, itu benar-benar memilukan," ucapnya.

Jenderal Eyre mengatakan Kanada telah menerbangkan sekitar 3.700 orang keluar dari Afghanistan dengan kombinasi penerbangan militer dan pesawat dari negara-negara sekutu. Jumlah pasti orang Kanada, penduduk tetap dan lainnya yang dibantu oleh militer Kanada belum jelas, begitu pula jumlah orang yang tertinggal.

Baca juga: Sejak 14 Agustus, Lebih dari 100 Ribu Orang Dievakuasi dari Afghanistan

Setelah peringatan serangan bunuh diri di sekitar bandara, kata Perdana Menteri Alexander De Croo, Belgia memutuskan untuk mengakhiri penerbangan evakuasi dari Kabul pada Rabu malam.

"Pada Rabu, pada siang hari, situasinya dengan cepat memburuk," kata De Croo.

"Kami mengetahui bahwa ada ancaman serangan bom bunuh diri di sekitar bandara dan di keramaian. Kami juga melihat bahwa akses ke gerbang bandara menjadi lebih sulit dan bahkan tidak mungkin sebagai akibatnya," ungkapnya.

Pejabat pertahanan dari Belanda dan Denmark membuat perhitungan serupa. Sebelum ledakan yang terjadi pada Kamis, Inggris mendesak orang-orang yang mencoba melarikan diri dari Afghanistan untuk menuju perbatasan darat internasional, seperti dengan Pakistan atau Iran, dan untuk menghindari bandara Kabul.

"Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain mengubah imbauan perjalanan tadi malam untuk menyarankan orang-orang agar tidak bergerak ke arah bandara Kabul dan jika mereka berada di bandara, untuk pindah ke tempat yang aman," kata Menteri Angkatan Bersenjata James Heappey dalam wawancara dengan LBC Radio.

Saat berbicara kepada BBC, Heappey mengatakan Inggris telah mengevakuasi hanya kurang dari 2.000 orang dalam 24 jam sebelumnya, tetapi mengatakan bahwa mungkin 1.000 orang lagi dari mereka yang ingin diekstraksi tetap berada di dalam negeri.

Evakuasi terus berlanjut meski meningkatnya peringatan tentang keamanan. Pejabat Gedung Putih mengatakan pada Kamis pagi bahwa 13.400 orang telah dievakuasi dari bandara Kabul dalam 24 jam sebelumnya, sehingga total sejak Taliban merebut kembali kota itu menjadi 95.700. (Straits Times/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya