Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
MENTERI Luar Negeri Taiwan Jaushieh Joseph Wu mengatakan kemampuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan semakin meningkat jika menerima Taiwan sebagai anggota.
Saat ini, covid-19 sedang melanda dunia dan telah menyebabkan lebih dari 200 juta orang positif virus tersebut dan empat juta orang meninggal dunia. Apalagi, kini varian delta dari virus tersebut semakin masif menyebar. Taiwan pun mengaku siap berkontribusi kepada masyarakat internasional.
Menteri Wu mengatakan dalam menghadapi gelombang pandemi yang meningkat, Taiwan telah mampu mengendalikannya dengan baik dan karenanya memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan negara sahabat serta mitra untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi tersebut.
"Taiwan memiliki kemampuan antipandemi yang sangat baik, kemampuan memenuhi kebutuhan rantai pasokan global dengan cepat, dan memberikan bantuan substantif berkelanjutan kepada negara mitra. Sehingga tidak ada alasan untuk melarang Taiwan memainkan peran konstruktif di dalam struktur PBB," ujar Menteri Wu melalui keterangan pers, Jumat (20/8).
Menteri Wu menyatakan di bawah tekanan Republik Rakyat Tiongkok, yang mana PBB dan badan-badan terkait terus menggunakan Resolusi 2758 Majelis Umum PBB tahun 1971 sebagai dasar hukum untuk mengecualikan partisipasi Taiwan, teks resolusi tersebut hanya membahas tentang keterwakilan Tiongkok di PBB, tidak menyebutkan kedaulatan Tiongkok atas Taiwan, juga tidak memberi wewenang kepada Republik Rakyat Tiongkok untuk mewakili Taiwan dalam struktur PBB.
Faktanya, Republik Rakyat Tiongkok tidak pernah memerintah Taiwan, hanya pemerintah Taiwan yang dipilih oleh rakyat Taiwan melalui prosedur demokrasi yang dapat mewakili Taiwan di kancah internasional. Tiongkok benar-benar salah jika menyamakan Resolusi 2758 PBB dengan "Prinsip Satu China" Beijing.
Baca juga: Taiwan Setujui Kandidat Vaksin Covid-19 dari Medigen
Menteri Wu mengatakan, kekonyolan ini juga mencakup poin-poin berikut pemegang paspor Taiwan juga tidak diizinkan masuk ke PBB untuk mengunjungi atau menghadiri pertemuan dan media Taiwan tidak dapat memperoleh kartu pers masuk ke PBB untuk wawancara.
"Satu-satunya alasan perlakuan diskriminatif tersebut adalah masalah kebangsaan. Mengecualikan rakyat Taiwan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak hanya merusak gagasan multilateralisme, tetapi juga melanggar prinsip-prinsip penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan hakiki sebagaimana yang disebutkan dalam tujuan pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa," ungkap Menteri Wu
Menteri Wu mengatakan bahwa dalam 60 tahun terakhir, Taiwan terus memberikan bantuan kepada negara-negara mitra di seluruh dunia. Setelah PBB mengadopsi "Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan", Taiwan tidak hanya bekerja keras untuk mencapai "Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs, Sustainable Development Goals)", tetapi juga secara aktif membantu negara-negara mitranya dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut "The World Happiness Report 2021" yang diterbitkan oleh "Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan (SDSN, Sustainable Development Solutions Network)", Taiwan adalah yang tertinggi di Asia Timur dan peringkat ke-24 di dunia. Hal itu, lanjut Menteri Wu, mencerminkan Taiwan telah menerapkan hasil dari SDGs.
"Lalu, untuk mencapai tujuan nol emisi karbon pada tahun 2050, Taiwan secara aktif membuat panduan (roadmap) dan merumuskan peraturan terkait untuk mempercepat kemajuan pekerjaan. Perubahan iklim tidak mengenal batas negara, Taiwan peduli dengan masalah ini," tukasnya.
Menteri Wu menyebutkan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam pidato pemilihannya kembali pada bulan Juni tahun ini, menekankan, pandemi telah membuat semua negara menyadari berbagi kehidupan satu sama lain, hanya dengan bisa menerima partisipasi dari semua pihak, PBB dan semua rakyat negara anggotanya baru bisa benar-benar mendapatkan manfaat.
"Taiwan adalah kekuatan kebaikan di dunia, dan sekarang adalah saatnya bagi PBB untuk menerima Taiwan, agar Taiwan bisa membantu," pungkasnya.(RO/OL-5)
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, memastikan tidak akan menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Apalagi berdasarkan data warga Kota Bandung relatif taat dalam melakukan pembayaran PBB.
BADAN PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) kembali menyerukan tindakan mendesak menyusul kematian anak-anak akibat kelaparan di Jalur Gaza.
PEMERINTAH Kota (Pemko) Pekanbaru akan mengajukan perubahan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Hal ini setelah kenaikan PBB menjadi sorotan publik.
Tito mengatakan 15 daerah sudah membuat aturan terkait kenaikan pajak tersebut pada 2022, 2023 dan 2024, sedangkan lima daerah lainnya baru menerapkan aturan tersebut pada 2025.
Kepala Bidang Penetapan dan Pengolahan Data Bapeda Purwakarta, Krisbanuk, mengatakan ada poin-poin penting yang menjadi dasar penjelasan Bapenda
Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon tengah mengkaji revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2024 terkait kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved