Banjir Melanda Ribuan Rumah dan Lahan Pertanian di Korea Utara

Atikah Ishmah Winahyu
07/8/2021 13:35
Banjir Melanda Ribuan Rumah dan Lahan Pertanian di Korea Utara
Ilustrasi gelombang tinggi akibat cuaca buruk yang melanda wilayah Korea Utara.(AFP)

LEBIH dari 1.000 rumah rusak dan sekitar 5.000 orang terpaksa dievakuasi akibat banjir yang melanda Korea Utara. Cuaca buruk menyebabkan hujan lebat di sejumlah wilayah.

Laporan dari lembaga penyiaran negara muncul ketika Korea Utara tengah menghadapi krisis pangan. Serta, membunyikan alarm bahwa sektor pertanian hampir mati, karena sudah lama mengalami kesulitan.

Pada bulan lalu, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menyatakan Korea Utara tengah menghadapi kekurangan bahan pangan sekitar 860.000 ton pada tahun ini. Lembaga PBB itu memperingatkan Korea Utara berpotensi menghadapi masa krisis yang lebih panjang.

Baca juga: Korea Utara Ingin AS Izinkan Perdagangan Bahan Bakar dan Logam

Rekaman dari KCTV yang dikelola pemerintah, menunjukkan sejumlah rumah terendam banjir dan beberapa jembatan mengalami krusakan. Laporan itu juga menyebut ratusan hektar lahan pertanian di Hamgyong Selatan terendam banjir. Banjir turut disebabkan tanggunl yang jebol.

Bencana alam cenderung memiliki dampak yang lebih besar di negara yang terisolasi. Sebab, infrastruktur Korea Utara tergolong lemah, sementara laju deforestasi mengakibatkan wilayah itu rentan terdampak banjir.

Baca juga: Kim Jong-un Beberkan Situasi Pangan di Korea Utara

Serangkaian angin topan pada musim panas lalu juga memicu banjir dan merusak lahan pertanian, serta menghancurkan ribuan rumah. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan pasokan pangan di negaranya semakin minim akibat terjangan topan berkepanjangan.

Kim juga menyerukan berbagai langkah untuk meminimalkan dampak bencana alam. Saat ini, Korea Utara berada di bawah kebijakan isolasi ketat untuk mencegah penyebaran covid-19. Akibatnya, perdagangan Korea Utara dengan Tiongkok turun drastis, dengan ekonomi domestik mengalami tekanan.(Straitstimes/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya