Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

WHO Ingatkan Negara Kaya tidak Pesan Vaksin Covid-19 untuk Booster

Atikah Ishmah Winahyu
13/7/2021 17:59
WHO Ingatkan Negara Kaya tidak Pesan Vaksin Covid-19 untuk Booster
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat memberikan keterangan.(AFP)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara kaya tidak memesan vaksin covid-19 untuk booster imunitas penduduknya. Mengingat, masih banyak negara yang belum mendapatkan suplai vaksin covid-19.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan kematian akibat covid-19 kembali meningkat, dengan varian Delta menjadi dominan. Lalu, banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk melindungi petugas kesehatan.

"Varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi. Mendorong lonjakan baru dalam kasus positif dan kematian akibat covid-19," ujar Tedros yang menyoroti bahwa varian Delta yang sangat menular sudah ditemukan di lebih dari 104 negara.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Warga Myanmar Kesulitan Dapat Oksigen

“Kesenjangan global dalam pasokan vaksin covid-19 sangat besar dan tidak merata. Beberapa negara dan wilayah sebenarnya memesan jutaan dosis vaksin untuk booster. Padahal, negara lain belum mendapat pasokan vaksin untuk petugas kesehatan mereka,” imbuhnya.

Produsen vaksin covid-19, seperti Pfizer dan Moderna, diketahui mengalokasikan pasokan vaksin untuk booster di sejumlah negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi. Tedros menekankan produsen seharusnya mengarahkan vaksin covdi-19 ke COVAX, yakni program berbagi vaksin khususnya untuk negara berpenghasilan menengah dan miskin.

Baca juga: AS Kembali Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Moderna untuk RI

Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan pihaknya sejuah ini belum melihat bukti yang menunjukkan suntikan booster diperlukan bagi yang sudah divaksin lengkap. Kendati demikian, dia tidak memungkiri bahwa booster mungkin diperlukan suatu hari mendatang.

“Harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan data. Bukan mengacu pada klaim perusahaan yang menyatakan bahwa vaksin perlu diberikan sebagai dosis booster,” pungkas Swaminathan.

Kepala Program Kedaruratan WHO Mike Ryan pun mengecam negara yang memprioritaskan kepentingan sendiri, dengan menggunakan suntikan booster. Di lain sisi, masih banyak negara menengah dan miskin yang sama sekali belum menerima suplai vaksin covid-19.(CNA/OL-11)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya