Kasus Covid-19 Melonjak, Warga Myanmar Kesulitan Dapat Oksigen

 Atikah Ishmah Winahyu
13/7/2021 10:05
Kasus Covid-19 Melonjak, Warga Myanmar Kesulitan Dapat Oksigen
Warga mengantre untuk mengisi tabung oksigen untuk anggota keluarga yang terpapar Covid-19 di Yangon, Myanmar, Minggu (11/7).(Ye Aung THU / AFP)

OTORITAS militer Myanmar berjanji akan meningkatkan pasokan oksigen untuk membantu merawat pasien Covid-19, seiring semakin melonjaknya kasus infeksi.

Foto-foto di media sosial menunjukkan antrian panjang penduduk di kota terbesar Myanmar, Yangon, yang hendak mengisi ulang tabung oksigen.

Di Distrik Insein, seorang penduduk yang dihubungi melalui telepon mengatakan dia telah menyewa tabung dan mengisi ulang pada akhir pekan setelah tingkat oksigen ayahnya turun. Dia sekarang putus asa untuk mendapatkan lebih banyak oksigen.

"Bagaimana jika kami tidak dapat menemukan oksigen dan ayah saya meninggal karenanya," kata pria berusia 24 tahun yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Penduduk lain mengatakan karena kekurangan peralatan, beberapa orang sekarang menggunakan tabung oksigen dari industri pengelasan.

Juru Bicara Angkatan Darat Zaw Min Tun mengatakan pada konferensi pers bahwa otoritas militer sedang mempersiapkan 14 lokasi untuk perawatan Covid-19 di rumah sakit militer di seluruh Myanmar.

Dia mengatakan pabrik oksigen akan dioperasikan dengan kapasitas penuh, sementara mengonfirmasi laporan media bahwa penjualan ke publik oleh beberapa penyedia swasta telah dibatasi.

Pada konferensi pers yang sama, seorang perwakilan dari kementerian kesehatan mengatakan pasokan oksigen perlu diawasi untuk menghindari penimbunan.

"Beberapa orang mungkin tidak mengidap Covid-19, tetapi menyimpan sejumlah besar tangki oksigen di rumah mereka," kata pejabat itu.

Pengacara Aung San Suu Kyi, Khin Maung Zaw mengatakan, Suu Kyi menyuarakan keprihatinannya selama pertemuan tim hukum sebelum hadir di pengadilan.

“Pemimpin terguling Aung San Suu Kyi sangat prihatin tentang situasi virus korona yang memburuk,” kata pada Senin (12/7).

Suu Kyi telah ditahan sejak kudeta 1 Februari dan diadili dengan tuduhan berbagai pelanggaran.

Seorang dokter yang memberikan konsultasi telepon kepada pasien Covid-19 mengatakan dia tahu banyak kasus orang meninggal di seluruh Myanmar karena mereka tidak bisa mendapatkan oksigen tepat waktu.

Myanmar berada di tengah gelombang infeksi paling serius dan pada Minggu (11/7) dengan melaporkan 3.461 kasus baru sehingga totalnya menjadi 192.213, sementara kematian naik 82 menjadi 3.838.

Beberapa ahli kesehatan mengatakan tingkat infeksi yang sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi mengingat kegagalan dalam pengujian.

Petugas kesehatan bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil untuk memprotes penggulingan penguasa terpilih Suu Kyi, yang pemerintahannya telah mengendalikan dua gelombang infeksi sebelumnya. (Aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya