Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Israel Robohkan Rumah Istri Tersangka Penembak Mahasiswa Yahudi

Nur Aivanni
08/7/2021 23:35
Israel Robohkan Rumah Istri Tersangka Penembak Mahasiswa Yahudi
Seorang wanita Palestina bereaksi di luar rumah milik Montasser Shalabi.(AFP/Jaafar Ashtiyeh.)

TENTARA Israel menghancurkan rumah seorang perempuan Palestina berkewarganegaraan AS pada Kamis (8/7). Suaminya dituduh melakukan penembakan terhadap seorang mahasiswa Yahudi di Tepi Barat.

"Semalam tentara menghancurkan kediaman teroris (Montasser) Shalabi, di desa Turmus Ayya, timur laut Ramallah," kata seorang juru bicara militer. Pembongkaran rumah itu dilakukan meskipun AS tidak mendukung kebijakan tersebut.

Shalabi, 44, sebelumnya ditangkap oleh pasukan Israel pada Mei setelah diduga menembaki penumpang yang menunggu di halte bus di persimpangan Tapuah, di selatan Nablus, Tepi Barat. Serangan itu menewaskan Yehuda Guetta, 19, seorang mahasiswa di seminari dalam permukiman Itamar, dan melukai dua temannya.

Istri Montasser, Sanaa Shalabi, 40, mengatakan kepada AFP bahwa pasukan israel tiba pada pukul 01.00 pagi untuk menempatkan bahan peledak di sekitar rumahnya. Dia mengatakan pembongkaran tersebut berlangsung hingga malam.

"Inilah hidup kami. Apa yang terjadi pada kami merupakan hal normal. Kami sudah siap untuk itu," tutur dia. Sanaa pun menyebut suaminya sebagai pahlawan.

Organisasi hak asasi manusia Israel, Hamoked, yang gagal menentang pembongkaran rumah itu di Mahkamah Agung Israel, menyebut Montasser Shalabi sendiri tidak tinggal di rumah tersebut. Direktur Eksekutif Hamoked Jessica Montell mengatakan Sanaa terkadang tinggal di rumah itu bersama tiga dari tujuh anak mereka.

Seluruh keluarga Shalabi berkewarganegaraan ganda. "Pria yang dituduh melakukan serangan itu tidak tinggal di rumah itu. Dia tinggal di AS dan dia datang sekali atau dua kali setahun," kata Montell.

Montell juga menyatakan bahwa Sanaa sama sekali tidak terlibat dan tidak tahu apa-apa tentang serangan itu. "Kami pikir ini harus menjadi alasan untuk tidak menghancurkan (rumah) atau hanya menghancurkan satu ruangan," katanya. Dia mengatakan Shalabi menderita penyakit mental.

AS telah menyatakan penentangan terhadap penghancuran rumah sebagai hukuman. Seorang juru bicara mengatakan kedutaan AS mengikuti laporan pembongkaran itu. "Rumah seluruh keluarga tidak boleh dihancurkan karena tindakan satu individu," kata juru bicara itu.

 

Tentara mengatakan selama pembongkaran sekitar 200 perusuh melemparkan batu dan meluncurkan kembang api ke arah pasukan. Tentara menanggapi hal itu layaknya membubarkan kerusuhan. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya