Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kekerasan di Myanmar Meningkat Muncul Milisi Hadapi Militer

Nur Aivanni
28/6/2021 07:50
Kekerasan di Myanmar Meningkat Muncul Milisi Hadapi Militer
Kekerasan di Myanmar makin meningkat memunculkan milisi pertahankan diri dari masyarakat menghadapi militer.(AFP)

KEKERASAN di Myanmar pasca-kudeta telah meningkat ketika pasukan "pertahanan diri" anti-junta maju untuk menghadapi militer.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta pada Februari yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi, dengan lebih dari 880 orang tewas dalam tindakan keras junta terhadap perbedaan pendapat, menurut kelompok pemantau lokal.

Di beberapa daerah, penduduk setempat - yang sering menggunakan senapan berburu atau senjata yang diproduksi di pabrik hutan darurat - telah membentuk "pasukan pertahanan" untuk melawan.

Sebagai tanggapannya, militer telah menggunakan helikopter dan artileri, termasuk melawan kelompok-kelompok di negara bagian Chin dan di sepanjang perbatasan timur dengan Thailand.

"Menghadapi pemberontakan bersenjata, Tatmadaw (militer Myanmar) dapat diperkirakan akan melepaskan kekuatan militernya terhadap warga sipil," kata International Crisis Group (ICG), Senin (28/6).

Bentrokan telah terjadi di daerah-daerah yang tidak mengalami konflik selama beberapa dekade, yang memaksa lembaga-lembaga kemanusiaan berlomba untuk mendirikan operasi baru dan jalur pasokan, kata ICG.

Pekan lalu, PBB mengatakan bahwa ada 230.000 orang yang diperkirakan telah mengungsi akibat pertempuran dan ketidakamanan sejauh ini.

Kelompok-kelompok pertahanan diri menambah kondisi bergejolak di negara di Asia Tenggara itu, di mana lebih dari 20 kelompok pemberontak etnis sudah berada dalam berbagai tahap konflik dengan negara sebelum kudeta.

"Ketika ekonomi runtuh, milisi baru mungkin mencari sumber pendapatan di luar sumbangan komunitas ad hoc yang sejauh ini menopang mereka," kata ICG memperingatkan.

Juga, tambahnya, tidak mungkin Pemerintah Persatuan Nasional -- yang sebagian besar terdiri dari anggota parlemen dari pemerintahan terguling Suu Kyi -- akan mampu membawa mereka di bawah kendalinya.

Bentrokan yang melibatkan milisi sipil dan militer sebagian besar terbatas di daerah pedesaan. Namun pekan lalu, sedikitnya enam orang tewas dalam baku tembak antara pasukan keamanan dan kelompok pertahanan diri di kota kedua negara itu, Mandalay. (AFP/OL-13)

Baca Juga: Pemerintah Malaysia Perpanjang Lockdown



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya