Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
SEORANG aktivis hak asasi manusia dan kritikus Otoritas Palestina meninggal pada Kamis (24/6). Kabar duka itu tak lama setelah pasukan keamanan menyerbu rumahnya, menangkap dan memukulinya. Ini memicu protes kemarahan di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Keluarga Nizar Banat mengatakan dia telah dipukuli sampai tewas. Insiden itu memicu kemarahan sesama aktivis untuk melakukan protes di kota Ramallah, Tepi Barat, dan seruan untuk penyelidikan.
Banat, 43, dari kota Hebron, ditangkap Kamis pagi oleh pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA), kata gubernur Hebron Jibrin al-Bakri. "Menindaklanjuti panggilan dari penuntut umum untuk menangkap warga negara Nizar Khalil Muhammad Banat, aparat keamanan menangkapnya pada dini hari," kata Bakri dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi WAFA.
Dia tidak menyebutkan alasan penangkapan Banat. Sepupu Banat, Hussein Banat, mengatakan kepada AFP sekitar 25 pria bersenjata telah masuk ke rumah aktivis saat dia sedang tidur dan menggunakan semprotan merica untuk menenangkannya.
"Sebuah kekuatan besar masuk dan secara agresif melepas semua pakaiannya kemudian memukulinya selama delapan menit berturut-turut," katanya.
Berbicara kepada situs berita Al-Quds, anggota keluarga Banat lain menuduh pasukan keamanan memukul kepala Banat dengan tongkat kayu dan potongan besi dan dengan sengaja membunuh dia. (AFP/OL-14)
Dia menerima dana Rp6,3 juta dari seorang pedagang bernama Saniah untuk disalurkan ke pemilik lapak terdampak penertiban
SEBANYAK 400 aktivis dari berbagai negara hadir dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Koalisi Perempuan Asia Pasifik untuk Al Quds dan Palestina (APWCQP).
Aktivis 1998 dari berbagai kelompok dan daerah akan menggelar Sarasehan Aktivis Lintas Generasi, pada Rabu 21 Mei 2025.
Menurut Ya'qud, hukuman seumur hidup tidaklah berlebihan, mengingat imbas dampak sosial yang ada di masyarakat.
Acara yang berlangsung di Dalem Ning Hj Nur Cholisoh ini dihadiri lebih dari 100 tamu undangan, termasuk anak-anak dan para ibu, dalam suasana yang penuh kehangatan.
BELUM reda soal pengiriman paket isi kepala babi dengan kuping terpotong, media Tempo kembali mendapatkan teror dengan kiriman kotak berisi bangkai tikus yang kepalanya dipenggal.
KETUA Umum Dewan Pimpinan Pusat Ahlulbait Indonesia Zahir Yahya mengatakan dukungan untuk Palestina merupakan amanat moral dan spiritual bersama.
Pengaturan penyelidikan dalam RUU KUHAP nyaris menyerupai upaya paksa dan berpotensi melanggar hak asasi manusia.
PKS: RUU KUHAP Diarahkan pada Penguatan Nilai HAM
Pakar Sebut RUU KUHAP Harus Hargai Nilai HAM
Ketika masyarakat adat ditinggalkan dan tidak diakui, demokrasi akan menurun
Pendeta Sue Parfitt, dari Bristol, ditahan karena memegang plakat bertuliskan "Saya menentang genosida. Saya mendukung Palestine Action".
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved