Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Biden Nasehati Putin Soal HAM, Putin; Jangan Ajari Kami HAM

Biden Nasehati Putin Soal HAM, Putin; Jangan Ajari Kami HAM
17/6/2021 09:30
Biden Nasehati Putin Soal HAM, Putin; Jangan Ajari Kami HAM
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, sebelum pertemuan bilateral, Rabu (16/6) waktu setempat(AFP)

PRESIDEN AS Joe Biden mengemukakan tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Rusia, termasuk kasus pemimpin oposisi yang dipenjara Alexey Navalny dan dua orang Amerika yang ditahan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan Rabu (16/6).

Dia juga memberi Putin daftar 16 sektor infrastruktur penting yang harus dilarang untuk serangan siber. Kedua pemimpin sepakat untuk bekerja sama guna memastikan Iran tidak memperoleh senjata nuklir dan untuk menghindari konflik di Kutub Utara.

"Bagaimana saya bisa menjadi presiden Amerika Serikat dan tidak berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia," kata Biden dalam konferensi pers setelah pertemuan di Jenewa.

"Itulah mengapa kami akan mengangkat keprihatinan kami tentang kasus-kasus seperti Alexei Navalny,” imbuhnya.

Biden mengatakan dia menjelaskan kepada Putin bahwa jika Navalny meninggal di penjara, konsekuensinya akan menghancurkan Rusia.

Sementara itu, Putin mengatakan bahwa Navalny mengabaikan hukum Rusia ketika dia pergi ke Jerman untuk perawatan setelah serangan keracunan yang hampir fatal tahun lalu.

"Orang ini tahu bahwa dia melanggar hukum di Rusia," kata Putin setelah pertemuan puncak dengan Presiden AS Joe Biden di Jenewa, mengacu pada Navalny yang melanggar kondisi hukuman percobaan.

"Dengan sadar mengabaikan persyaratan hukum, dia pergi ke luar negeri untuk perawatan," imbuh Putin, menuduh Navalny dengan sengaja bertindak untuk ditahan.

Navalny kemudian dipenjara selama dua setengah tahun atas tuduhan penipuan lama dan organisasinya ditandai sebagai ekstremis, melarang anggota dan sponsornya mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen pada bulan September.

Putin mengatakan kelompok anti-korupsi Navalny secara terbuka menyerukan kerusuhan, melibatkan anak di bawah umur dalam kerusuhan dan secara terbuka menjelaskan cara membuat bom molotov.

Tahun ini pihak berwenang Rusia juga telah memberikan tekanan pada media independen, dengan beberapa outlet menyatakan "agen asing" dan Radio Liberty/Radio Free Europe yang didanai AS menghadapi serangkaian denda besar.

Putin pada gilirannya menuduh Washington melakukan standar ganda dan berusaha ikut campur dalam urusan dalam negeri Rusia.

Dia membela pengunjuk rasa yang menyerbu Capitol S, mengatakan mereka memiliki tuntutan politik yang sah, dan mengatakan dia tidak akan diajari tentang HAM oleh Washington.

Kedua pemimpin tersebut bertemu untuk mencoba meredakan ketegangan yang mereka sepakati telah mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun antara bekas musuh Perang Dingin.

Sementara para pejabat di kedua pemerintah telah memperkirakan pertemuan itu mungkin berlangsung empat jam atau lebih, pertemuan puncak itu berakhir dalam waktu sekitar dua jam dan 38 menit, menurut Gedung Putih, tidak termasuk jeda antara dua sesi.

Putin mengatakan dalam konferensi persnya sendiri bahwa kedua belah pihak akan mengembalikan duta besar masing-masing ke pos mereka di Washington dan Moskow dan bahwa dia dan Biden telah sepakat untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut tentang pengendalian senjata, keamanan siber dan hubungan diplomatik.

“Pembicaraan dengan Biden secara keseluruhan produktif, substantif, konkret dan berlangsung dalam suasana yang bertujuan untuk mencapai hasil, yang paling penting adalah secercah kepercayaan," kata Putin.

“Masing-masing pihak memahami garis merah pihak lain pada isu-isu kunci,” tuturnya.

Biden mengatakan mereka juga membahas secara rinci langkah-langkah yang dapat mereka ambil dalam pengendalian senjata, termasuk mekanisme untuk membatasi senjata baru dan berbahaya yang dapat meningkatkan risiko perang.

Kedua pemimpin mengeluarkan pernyataan bersama setelah KTT, mengatakan bahwa mereka telah sepakat untuk meletakkan dasar bagi pengendalian senjata di masa depan dan langkah-langkah pengurangan risiko.

“KTT menunjukkan bahwa, bahkan dalam periode ketegangan, mereka mampu membuat kemajuan pada tujuan bersama kita untuk memastikan prediktabilitas di bidang strategis, mengurangi risiko konflik bersenjata dan ancaman perang nuklir," kata pernyataan itu.

"Hari ini, kami menegaskan kembali prinsip bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi,” tambahnya.

Presiden AS mengatakan setelah pertemuan puncak mereka bahwa Putin memahami Biden akan merespons jika Rusia kembali ikut campur dalam pemilihan Amerika.

“Apakah saya menghentikannya terjadi lagi, dia tahu saya akan mengambil tindakan,” kata Biden.

"Dia tahu ada konsekuensinya,” tambahnya.

Biden mengusulkan pertemuan itu dengan harapan menstabilkan hubungan kedua negara. Namun, pejabat AS memasuki pertemuan dengan harapan rendah untuk terobosan dan bersiap jika Putin membuat masalah di kancah internasional. (Straitrstimes/OL-13)

Baca Juga: Relawan Jokowi Inisiasi Referendum Masa Jabatan Presiden di NTT



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya