Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

WHO Serukan Akses Tanpa Hambatan Bantuan Kemanusian ke Gaza

Atikah Ishmah Winahyu
03/6/2021 12:40
WHO Serukan Akses Tanpa Hambatan Bantuan Kemanusian ke Gaza
Palestina(GABRIEL BOUYS / AFP))

PEJABAT dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah telah mengunjungi Jalur Gaza untuk meninjau kondisi di sana, termasuk kerusakan rumah, sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur penting lainnya, pasca konflik dengan Israel yang berlangsung selama 11 hari.

Serangan Israel di daerah kantong tersebut yang dimulai pada 10 Mei menewaskan sedikitnya 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, menurut otoritas kesehatan di Gaza. Sementara itu sekitar 12 orang, termasuk dua anak-anak, tewas di Israel akibat serangan roket yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang berbasis di Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan terkait kebutuhan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, dengan mengatakan konflik itu memicu perpindahan penduduk lebih lanjut dan memperburuk krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.

“Lebih dari 77.000 orang mengungsi dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak,” katanya.

WHO mengungkapkan, pihaknya meningkatkan tanggapannya untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200.000 orang yang membutuhkan, di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat.

“Situasinya bergejolak. WHO tetap prihatin dan menyerukan akses tanpa hambatan untuk pasokan dan staf esensial yang terkait dengan kemanusiaan dan pembangunan ke Gaza serta rujukan pasien keluar dari Gaza kapan pun diperlukan,” kata Rik Peeperkorn dari WHO.

Baca juga: Berhasil Bentuk Koalisi, Oposisi Israel Siap Gantikan Netanyahu

Sementara itu, kepala Komite Palang Merah Internasional (ICRC) meminta lebih dari US$16 juta untuk membantu warga di Gaza.

“Ketakutan, kecemasan, dan stres adalah kata-kata kunci yang saya dengar berulang kali hari ini,” kata kepala ICRC Robert Mardini, setelah mengunjungi wilayah Gaza yang dihancurkan oleh pemboman Israel.

“Bahkan jika eskalasi lebih pendek dari situasi sebelumnya, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali apa yang rusak hanya dalam 11 hari,” katanya, sembari menyerukan solusi politik yang berarti untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung lama tersebut.

“Sementara itu, kami perlu benar-benar meningkatkan dukungan kami untuk meningkatkan respons kemanusiaan di Jalur Gaza dalam jangka pendek,” tambahnya.

Protes setelah komentar pejabat PBB

Sementara itu, direktur Gaza dari badan PBB yang menangani pengungsi Palestina telah dipanggil untuk berkonsultasi dengan atasannya setelah membuat marah warga Palestina dengan mengatakan dia tidak membantah pernyataan Israel bahwa serangan udaranya "tepat".

Komentar Matthias Schmale dalam sebuah wawancara dengan televisi N12 Israel pada 22 Mei telah memicu protes Palestina.

Serangan Israel di Gaza baru-baru ini telah menghancurkan 1.800 unit tempat tinggal dan sebagian menghancurkan setidaknya 14.300 lainnya, memaksa puluhan ribu warga Palestina untuk berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.

Pemboman itu juga melanda sekitar 74 bangunan umum, termasuk kotamadya setempat, menurut angka yang dirilis oleh kementerian informasi Gaza.

Pejabat Israel dan pejabat Hamas baru-baru ini mengadakan pembicaraan gencatan senjata permanen terpisah dengan pejabat Mesir.

Israel memberlakukan blokade darat dan laut di Gaza sejak Hamas merebut kendali pada 2007 atas wilayah miskin dan berpenduduk padat yang merupakan rumah bagi sekitar dua juta warga Palestina.

Penyeberangan Rafah yang dijaga ketat di Mesir adalah satu-satunya jalur Gaza ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Israel. (Aljazeera/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya