KELOMPOK Palestina Hamas telah berjanji untuk tidak menyentuh satu sen pun bantuan internasional untuk membangun kembali Jalur Gaza yang terkepung setelah Israel membombardir wilayah itu selama 11 hari. Kepala sayap politik kelompok tersebut di Gaza, Yahya Sinwar, pada Rabu (26/5) menjanjikan distribusi bantuan yang transparan dan tidak memihak saat gencatan senjata antara Israel dan Hamas memasuki hari keenam.
"Kami menyambut baik upaya internasional atau Arab untuk membangun kembali Jalur Gaza," kata Sinwar. "Saya menegaskan komitmen kami untuk tidak mengambil satu sen pun yang dimaksudkan untuk rekonstruksi dan upaya kemanusiaan.”
"Kami tidak pernah mengambil satu sen pun di masa lalu,” imbuhnya. Pernyataan Sinwar datang sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menjanjikan bantuan dari negaranya dalam membangun kembali Gaza, tetapi menekankan bahwa bantuan tersebut tidak boleh menguntungkan Hamas yang menguasai wilayah pesisir.
Ide AS bekerja dengan Otoritas Palestina (PA), yang berbasis di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel dan dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas, mengurangi risiko memperkuat Hamas karena dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. Sinwar mengatakan pernyataan Blinken ditujukan untuk memperluas kesenjangan antara Hamas dan PA.
Namun ia berkeras bahwa pernyataan itu tidak akan berpengaruh pada hubungan antara faksi-faksi Palestina yang bersaing. "Kami tidak akan pernah jatuh dalam trik ini dan menyerang satu sama lain," katanya.
Secara terpisah pada Rabu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan di Twitter bahwa Inggris telah menjanjikan bantuan darurat sebesar 3,2 juta pound atau US$4,5 juta kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) guna mendukung warga yang berada di Gaza yang terkena dampak konflik baru-baru ini.
Menurut otoritas kesehatan, sedikitnya 254 orang, termasuk 66 anak-anak, tewas di Gaza ketika Israel membombardir wilayah Palestina dari udara, darat, dan laut selama 11 hari. Sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak, tewas di Israel akibat serangan roket yang dilakukan oleh Hamas dan kelompok bersenjata lain yang berbasis di Gaza, menurut pihak berwenang Israel.
Pada Selasa, Komisi Eropa mengumumkan bahwa Uni Eropa meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Palestina sebesar delapan juta euro atau US$9,8 juta.
Partai Fatah Abbas yang moderat dan mendominasi PA telah bentrok dengan Hamas. Hamas mengusir Fatah dari Gaza pada 2007 setelah Hamas secara sah memenangkan pemilu 2006. Sejak itu Fatah hanya memerintah sebagian Tepi Barat yang diduduki tapi tidak dikelola oleh Israel.
Blinken berada di wilayah itu untuk membantu memperkuat gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang sejauh ini telah diadakan sejak mulai berlaku pada Jumat. Konflik terbaru meletus pada 10 Mei ketika Hamas mengirimkan tembakan roket ke Israel setelah pasukan keamanan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa, situs suci di Jerusalem yang dihormati oleh Muslim dan Yahudi, hingga melukai ratusan warga Palestina.
Kekerasan di Jerusalem Timur yang diduduki Israel menyusul tindakan keras oleh pasukan Israel terhadap pengunjuk rasa yang menunjukkan potensi pengusiran paksa warga Palestina dari rumah mereka demi pemukim Yahudi. Sinwar memperingatkan Israel agar tidak menyerang kompleks Masjid Al-Aqsa dan mengatakan bahwa eskalasi baru-baru ini hanyalah latihan dalam konfrontasi.
"Orang-orang kami di Jerusalem harus siap untuk membela Al-Aqsa," katanya. Ia menambahkan bahwa kematian Israel terkait dengan tindakan kekerasannya di kota itu yang menyerang kompleks dan orang-orang Palestina di Jerusalem. (Aljazeera/OL-14)