Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Australia Temukan Kasus Covid, Selandia Baru Setop Travel Bubble

Atikah Ishmah Winahyu
24/4/2021 07:52
Australia Temukan Kasus Covid, Selandia Baru Setop Travel Bubble
Ilustrasi kunjungan wisatawan di Queenstown(AFP/ANDREW LEESON )

SELANDIA Baru menghentikan gelembung perjalanan yang baru dibuka dengan Australia pada Jumat (23/4), usai ditemukan kasus covid-19 di negara tetangganya.

"Sebagaimana ditetapkan dalam protokol gelembung Trans-Tasman kami, perjalanan antara Selandia Baru dan Australia Barat telah dihentikan sementara, menunggu saran lebih lanjut dari pemerintah negara bagian," kata sebuah pernyataan di situs web pemerintah Selandia Baru.

Keputusan itu diambil setelah Australia Barat mengumumkan wilayah Perth dan Peel akan dikunci selama tiga hari, mulai Jumat tengah malam, karena seorang pelancong dinyatakan positif mengidap virus korona.

“Keputusan untuk penguncian ini menyusul kasus positif covid-19 dari karantina hotel yang aktif di masyarakat," kata sebuah pernyataan di situs web pemerintah Australia Barat.

Media lokal melaporkan seorang pria berusia sekitar 50 tahun terbang ke Melbourne dari Perth pada Rabu dan dinyatakan positif mengidap virus korona pada Jumat pagi.

Dia menjalani karantina yang diwajibkan secara hukum di sebuah hotel Perth dan setelah dibebaskan, pergi ke restoran, universitas, kolam renang umum, kantor dokter, serta rumah teman sebelum meninggalkan daerah tersebut.

"Dia menghabiskan hingga lima hari di Perth dan kami sekarang perlu berasumsi dia menularkan (virus)," kata Perdana Menteri Australia Barat Mark McGowan dalam konferensi pers.

Baca juga:  Suasana Emosional Warnai 'Bubble Travel' Australia-Selandia Baru

Media lokal melaporkan teman yang dikunjungi pria itu dinyatakan positif.

Selandia Baru dan Australia telah membuka gelembung perjalanan bebas karantina pada 18 April, hampir 400 hari setelah mereka menutup perbatasan karena pandemi.

Gelembung tersebut, yang mengikuti negosiasi berbulan-bulan antara tetangga yang sejauh ini mampu mengendalikan pandemi, dipuji sebagai tonggak utama dalam memulai kembali industri perjalanan global yang telah dilumpuhkan oleh covid-19.

Ini berarti penumpang dari Australia dan Selandia Baru terbang melintasi Laut Tasman tanpa menjalani karantina wajib pada saat kedatangan.

Para pemimpin kedua negara memuji gelembung tersebut, yang juga akan memberikan dorongan bagi industri pariwisata Selandia Baru yang terkepung dan mendesak penduduk untuk memanfaatkannya.

Sebelum covid-19 membuat industri pariwisata Selandia Baru bertekuk lutut, itu menjadi industri ekspor terbesar negara, dengan warga Australia menyumbang sekitar 40% dari pengunjung internasional.

Setelah gelembung perjalanan diumumkan, juru bicara maskapai penerbangan Australia Qantas mengatakan tiket ke Selandia Baru dijual seperti kue panas dengan muatan yang kuat ke Queenstown, yang disebut sebagai ibu kota petualangan negara itu.

Pihak berwenang Selandia Baru mengungkapkan pada 20 April bahwa seorang pekerja bandara Auckland telah dites positif covid-19, tetapi Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pada saat itu hal itu tidak akan memengaruhi gelembung, yang saat itu baru berusia 24 jam.

Ardern mengatakan pegawai itu bekerja pada pesawat yang tiba dari negara zona merah yang dianggap berisiko tinggi, bukan Australia.

Dia mengatakan baik Australia dan Selandia Baru diharapkan menangani kasus perbatasan, dan memiliki sistem untuk melakukan itu tanpa menutup gelembung perjalanan yang telah lama ditunggu-tunggu.(CNA/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya