Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Suasana Emosional Warnai 'Bubble Travel' Australia-Selandia Baru

Nur Aivanni
19/4/2021 16:08
Suasana Emosional Warnai 'Bubble Travel' Australia-Selandia Baru
Keluarga yang lama terpisah bisa ketemu lagi dengan kedatangan pesawat pertama dari Australia di Wellington, Selandia Baru, Senin (19/4).(Marty MELVILLE / AFP)

SUASANA emosional mewarnai pembukaan gelembung perjalanan atau bubble travel antara Australia dan Selandia Baru.

Sejumlah anggota keluarga bisa bersatu kembali saat penerbangan bebas karantina dibuka hampir 400 hari setelah penutupan akibat pandemi virus korona atau Covid-19.

Pelukan dan sambutan yang antusias di terminal bandara di kedua sisi Laut Tasman saat gelembung perjalanan tersebut diluncurkan memicu kegembiraan dan kelegaan.

Lorraine Wratt, warga Selandia Baru yang terdampar oleh pandemi saat mengunjungi keluarganya di Australia, mengatakan kepada AFP bahwa luar biasa untuk bisa melakukan perjalanan lagi.

"Kami datang ke Australia pada 11 Desember 2020 untuk menghabiskan Natal bersama anak-anak kami dan berencana untuk kembali pada Februari 2021, itu sedikit mimpi buruk," katanya.

Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan suasana bahagia itu seperti film komedi romantis asal Inggris tahun 2003, Love Actually.

Ardern mengatakan dirinya berbagi kegembiraan dan bersiap untuk menyambut beberapa orang yang dicintainya di rumah.

Gelembung perjalanan tersebut dipuji sebagai tonggak utama dalam memulai kembali industri perjalanan global yang telah dilumpuhkan oleh pandemi Covid-19.

Pengaturan tersebut berarti, untuk pertama kalinya sejak covid-19 menutup perbatasan di seluruh dunia, penumpang dapat terbang antara Australia dan Selandia Baru tanpa menjalani karantina wajib pada saat kedatangan.

Australia adalah sumber wisatawan internasional terbesar di Selandia Baru sebelum pandemi. Ada sekitar 1,5 juta kedatangan atau 40% dari total pengunjung pada 2019.

Australia adalah rumah bagi ratusan ribu ekspatriat Selandia Baru dan sebelum virus korona banyak yang rutin bolak-balik melintasi Tasman.

"Ini seperti satu negara besar, jadi sangat bagus untuk membuka perbatasan, itu akan membantu semua keluarga," kata Mehat El Masri kepada AFP saat dia menunggu untuk melihat putranya yang tinggal di Sydney, Shady untuk pertama kalinya dalam 16 bulan.

Denise O'Donoghue, 63, mengatakan kepada AFP di bandara Sydney bahwa gelembung itu membuatnya merasa dunia kembali ke semacam normalitas.

Eksekutif Air New Zealand Craig Suckling mengatakan suasana di bandara Sydney sebelum keberangkatan sangat menggairahkan.

"(Ini) merupakan titik balik yang nyata bagi maskapai penerbangan. Ini hari pertama kebangkitan kami," kata Kepala Eksekutif maskapai itu Greg Foran. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya