Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pekan Depan, AS-Iran akan Mulai Bahas terkait Kesepakatan Nuklir

Nur Aivanni
03/4/2021 08:06
Pekan Depan, AS-Iran akan Mulai Bahas terkait Kesepakatan Nuklir
Pusat penelitian nuklir di Iran(AFP/HENGHAMEH FAHIMI)

AMERIKA Serikat dan Iran akan membuka pembicaraan tidak langsung pekan depan di Wina saat Uni Eropa mempelopori upaya untuk membawa pemerintahan Presiden AS Joe Biden kembali ke kesepakatan nuklir.

Setelah konferensi video yang digelar pada Jumat (2/4), Uni Eropa mengatakan para peserta dalam kesepakatan nuklir tersebut - termasuk Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia, dan Inggris - akan bertemu langsung pada Selasa (6/4) di ibu kota Austria.

Sementara, Amerika Serikat tidak akan ambil bagian secara langsung, tetapi untuk pertama kalinya sejak mantan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018, delegasi AS akan hadir. Uni Eropa mengatakan kontak dengan Amerika Serikat akan dilakukan secara terpisah di Wina.

Biden telah berjanji untuk bergabung kembali ke perjanjian tersebut dengan syarat Iran pertama-tama kembali menghormati komitmen yang ditinggalkannya sebagai bentuk pembalasan karena Trump menarik diri dan memberlakukan kembali sanksi terhadap negara tersebut.

Sementara itu, Teheran mengatakan Washington harus mengakhiri sanksi tersebut sebelum membuat langkah apapun untuk kembali ke perjanjian itu, dan menolak untuk mengadakan negosiasi langsung dengan AS.

Baca juga: Kekuatan Dunia dan Iran Akan Bertemu Bahas Kesepakatan Nuklir

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan tujuan pembicaraan itu adalah untuk menyelesaikan pencabutan sanksi dan langkah-langkah nuklir untuk penghapusan dari semua sanksi.

"Tidak ada pertemuan Iran-AS. Tidak perlu," tulisnya di Twitter.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyebut pembicaraan di Wina tersebut sebagai langkah maju yang sehat. Washington, katanya, tetap terbuka untuk pertemuan langsung dengan Teheran.

Dia pun memperingatkan bahwa itu merupakan tahap awal.

"Dan kami tidak mengharapkan terobosan langsung karena akan ada diskusi yang sulit ke depan," ucapnya.

Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Jalina Porter mengatakan langkah-langkah mengenai keringanan sanksi akan dibahas, tetapi dia menolak untuk menjelaskannya lebih lanjut.

Diplomat Uni Eropa Enrique Mora menggambarkan pertemuan virtual pada Jumat yang dia pimpin itu sebagai hal yang positif, tetapi memperingatkan masih banyak yang harus dilakukan untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.

Seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan Brussel - yang bertindak sebagai koordinator - berharap untuk melihat kesepakatan akhir tentang kembalinya AS ke kesepakatan itu dalam dua bulan ke depan.

Pejabat itu mengatakan dua kelompok ahli dari negara peserta yang tersisa akan bekerja secara bersamaan, dengan satu fokus pada sanksi AS dan yang lainnya untuk menghentikan pelanggaran Iran.

Diplomat Rusia Mikhail Ulyanov mengatakan mereka berada di jalur yang benar. Namun, dia mengakui jalan ke depan tidak akan mudah dan akan membutuhkan upaya yang intensif. Para pemangku kepentingan, sambungnya, tampaknya siap untuk itu.

"Kemungkinan kembalinya AS ke JCPOA tampaknya akan membutuhkan kepatuhan penuh Washington terhadap kesepakatan nuklir," tulisnya di Twitter.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya