Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kanada Hentikan Sementara Vaksin Covid-19 AstraZeneca

 Atikah Ishmah Winahyu
30/3/2021 10:31
Kanada Hentikan Sementara Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Petugas medis menunjukkan vaksin Covid-19 AstraZeneca.(DANIEL LEAL-OLIVAS / AFP)

PEJABAT kesehatan Kanada menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca kepada warga di bawah usia 55 tahun. Mereka mengaku memerlukan analisis baru tentang risiko dan manfaat suntikan berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Langkah tersebut menyusul laporan dari Eropa tentang pembekuan darah yang jarang tetapi serius, pendarahan dan dalam beberapa kasus kematian setelah vaksinasi, terutama pada wanita muda. Tidak ada kasus seperti itu yang dilaporkan di Kanada, dengan sekitar 307.000 dosis AstraZeneca telah diberikan.

Dewan Penasihat Nasional Imunisasi (Naci), sebuah panel ahli independen, mengatakan pada Senin (29/3) bahwa tingkat komplikasi pembekuan masih belum jelas.

Sejauh ini, 40% orang yang mengidapnya telah meninggal, tetapi itu mungkin turun karena lebih banyak kasus yang diidentifikasi dan diobati lebih awal.

"Dari apa yang diketahui saat ini, ada ketidakpastian substansial tentang manfaat pemberian vaksin AstraZeneca Covid-19 kepada orang dewasa di bawah usia 55 tahun," kata dewan itu dalam sebuah rekomendasi tertulis.

“Orang yang lebih tua menghadapi risiko lebih besar untuk dirawat di rumah sakit dan kematian akibat covid-19 dan komplikasi tampaknya lebih jarang terjadi pada kelompok usia tersebut, sehingga mereka dapat ditawarkan vaksin dengan persetujuan yang diinformasikan,” imbuhnya.

Menanggapi panduan Naci, Dewan Kepala Petugas Medis Kanada, yang mencakup perwakilan provinsi dan federal, mengatakan akan menghentikan sementara vaksin untuk warga yang berusia di bawah 55 tahun.

Dewan mengaku, keputusan ini mempertimbangkan fakta bahwa Kanada memiliki vaksin lain yang tersedia. Sebagian besar pasokan Kanada sejauh ini berasal dari Pfizer dan Moderna.

Sekitar 11,8% populasi Kanada telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.

Secara terpisah, Health Canada, regulator obat negara itu, mengatakan akan menambahkan syarat dan ketentuan pada otorisasi vaksin AstraZeneca, termasuk "persyaratan bahwa produsen melakukan penilaian rinci tentang manfaat dan risiko vaksin berdasarkan usia dan jenis kelamin dalam konteks Kanada.

Health Canada mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan AstraZeneca, dan setelah memiliki informasi yang diminta akan menentukan apakah tindakan pengaturan tambahan diperlukan. Belum jelas berapa lama penilaian tersebut akan berlangsung.

"Keselamatan pasien tetap menjadi prioritas tertinggi perusahaan," kata kepala urusan perusahaan AstraZeneca Kanada Carlo Mastrangelo dalam sebuah pernyataan.

"Kami terus bekerja sama dengan Health Canada untuk berbagi dan mengirimkan data keselamatan saat tersedia,” imbuhnya.

Dosis lebih dari yang diharapkan

Jeda tersebut memengaruhi kedua versi vaksin yang disetujui di Kanada, satu diberikan kepada AstraZeneca Kanada, dan yang kedua untuk Serum Institute of India (SII) yang memproduksi versi vaksinnya sendiri di bawah lisensi dan mitranya di Kanada, Verity Pharmaceuticals .

Banyak negara Eropa sempat berhenti menggunakan vaksin perusahaan Anglo-Swedia saat menyelidiki insiden pembekuan darah awal bulan ini, tetapi Kanada terus memberikan suntikan.

Hampir semua negara telah kembali menggunakan vaksin tersebut.

Tetapi Prancis melanggar pedoman dari regulator medis Eropa dan mengatakan pada 19 Maret itu hanya boleh diberikan kepada orang-orang yang berusia 55 atau lebih. Prancis mengatakan keputusan itu didasarkan pada bukti bahwa pembekuan memengaruhi warga usia muda.

Kanada mengharapkan tambahan 1,5 juta dosis vaksin AstraZeneca minggu ini dari Amerika Serikat, yang belum mengizinkan penggunaannya. Kanada telah memesan lebih dari 20 juta dosis dari AstraZeneca dan SII.

Kasus Covid-19 telah meningkat di Kanada dalam beberapa pekan terakhir.

Pada hari Senin, British Columbia menghentikan makan dalam ruangan dan kelas kebugaran kelompok dalam ruangan hingga 19 April, karena jumlah kasus mencapai titik tertinggi setiap hari.

Para pejabat mengatakan langkah itu bertujuan untuk menghentikan penyebaran varian covid-19 di provinsi tersebut. British Columbia telah mengidentifikasi 270 kasus varian P1 yang pertama kali diidentifikasi di Brasil, yang menurut para pejabat lebih resisten terhadap vaksin. (Aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya