Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Demonstrasi Anti-Modi Tewaskan Lima Orang di Bangladesh

Atikah Ishmah Winahyu
28/3/2021 16:00
Demonstrasi Anti-Modi Tewaskan Lima Orang di Bangladesh
Polisi berusaha membubarkan para demonstran yang menolak kedatangan PM India Narendra Modi di Dhka, Bangladesh, Minggu (28/3).(Munir Uz zaman / AFP)

SEKITAR lima orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka saat pasukan keamanan melepaskan tembakan untuk memadamkan protes terhadap kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi di Bangladesh timur.

Ratusan siswa dari sekolah agama pada Sabtu (27/3) bentrok dengan polisi dan pasukan perbatasan di distrik Brahmanbaria. Polisi mengatakan mereka harus melepaskan tembakan untuk mengendalikan kekerasan.

"Kami menerima tiga mayat yang terkena peluru dan dua lainnya meninggal karena luka-luka mereka kemudian," kata dokter di Rumah Sakit Umum Brahmanbaria milik pemerintah, Abdullah Al Mamun.

Seorang petugas polisi setempat mengonfirmasi lima orang telah tewas, tetapi menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media. Polisi Bangladesh tidak secara resmi mengonfirmasi jumlah korban tewas.

Kekerasan dimulai pada Jumat (26/3) di ibu kota Dhaka dan berlanjut ke beberapa distrik di negara mayoritas Muslim berpenduduk 168 juta itu, di mana banyak kelompok menuduh Modi mengasingkan Muslim minoritas di India yang mayoritas Hindu.

Setidaknya empat pendukung kelompok Hefazat-e-Islam tewas pada Jumat (26/3) setelah polisi melepaskan tembakan karena pengunjuk rasa diduga menyerang kantor polisi di kota tenggara Chittagong.

Puluhan orang juga terluka di Dhaka pada hari Jumat ketika polisi menggunakan peluru karet dan gas air mata dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa.

Pada Sabtu (27/3), ratusan anggota Hefazat-e-Islam dan kelompok lainnya berbaris melalui Chittagong dan Dhaka, memprotes kematian pendukung mereka.

"Polisi menembaki pendukung damai kami," kata sekretaris penyelenggara kelompok Azizul Haque pada rapat umum di Chittagong.

"Kami tidak akan membiarkan darah saudara-saudara kami sia-sia,” imbuhnya.

Hefazat-e-Islam telah menyerukan pemogokan nasional pada hari Minggu untuk memprotes pembunuhan tersebut. Amnesty International juga mengecam aksi polisi di Chittagong.

"Hak untuk protes damai telah mendapat serangan bersama, terutama selama pandemi virus korona, yang berpuncak pada jenis penindasan berdarah ini," kata peneliti Amnesty Asia Selatan, Sultan Mohammed Zakaria dalam sebuah pernyataan.

Modi mendarat di Dhaka pada hari Jumat, perjalanan internasional pertamanya sejak wabah virus korona tahun lalu, untuk merayakan ulang tahun ke-50 kemerdekaan Bangladesh.

Dia meninggalkan negara itu pada hari Sabtu setelah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan memberikan negara itu 1,2 juta suntikan vaksin Covid-19.

Kedua negara mengeluarkan pernyataan bersama merayakan kerja sama dan kemitraan mereka, tetapi pemerintah Bangladesh tidak berkomentar tentang protes tersebut.

Layanan Facebook tidak tersedia di Bangladesh pada hari Sabtu, menurut jejaring sosial itu, kemudian menambahkan bahwa pihaknya memiliki kekhawatiran serius tentang cara pembatasan itu pada saat komunikasi yang efektif diperlukan untuk mengatasi pandemi virus korona.

"Kami menyadari bahwa layanan kami telah dibatasi di Bangladesh," kata Facebook dalam sebuah pernyataan.

“Kami sedang bekerja untuk memahami lebih banyak dan berharap akses penuh dipulihkan secepat mungkin,” imbuhnya.

Pemerintah Bangladesh tidak berkomentar apakah mereka telah memblokir Facebook dan aplikasi messenger-nya, tetapi sebelumnya telah menggunakan penutupan internet sebagai alat untuk mengekang penyebaran protes. (Aiw/Aljazeera/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya