Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ratusan Warga AS Gelar Unjuk Rasa Lawan Kekerasan Anti-Asia

Atikah Ishmah Winahyu
28/3/2021 11:07
Ratusan Warga AS Gelar Unjuk Rasa Lawan Kekerasan Anti-Asia
Aksi demonstrasi menentang aksi anti-Asia digelar di Queens, New York, Amerika Serikat.(AFP/Stephanie Keith/Getty Images)

RATUSAN demonstran berkumpul di wilayah Queens, New York, Sabtu (27/3), menuntut diakhirinya kekerasan anti-Asia sebagai bagian dari aksi hari nasional menyusul penembakan massal yang mematikan di spa milik Asia di Atlanta.

Penyelenggara mengadakan aksi unjuk rasa di sekitar 60 kota AS termasuk metropolis Georgia serta San Francisco, Los Angeles, Chicago, Detroit dan Portland.

"Kami sudah satu tahun memasuki pandemi ini dan kekerasan anti-Asia semakin meningkat," kata perwakilan dari koalisi ANSWER antiperang dan antirasisme di balik demonstrasi tersebut, Judi Chang.

Baca juga: Terkait Xinjiang, Tiongkok Balas Sanksi Pejabat AS dan Kanada

Seperti banyak penyelenggara, Chang mengaitkan lonjakan sentimen anti-Asia dengan retorika politik yang menjadikan Tiongkok sebagai ancaman.

"Setiap orang Asia yang saya kenal telah menjadi korban kekerasan, pelecehan, atau penyerangan," ujarnya di New York.

"Kami diludahi, kami dimarahi. Kami ditatap, orang-orang menjauh saat kami datang,” imbuhnya.

Sebelumnya, serangan yang terjadi pada 16 Maret lalu telah menewaskan delapan orang, termasuk enam perempuan keturunan Asia, memicu kekhawatiran dan kesedihan nasional, bersama dengan ketakutan atas meningkatnya kejahatan rasial era pandemi.

"Berhentilah Menghina Tiongkok dan Rakyat Tiongkok!" bunyi beberapa tanda yang dipasang oleh para demonstran di Atlanta, sementara yang lain menulis pesan seperti, "Katakan Tidak pada Teror Rasis AntiAsia!"

"Saya bukan virus, saya bukan musuh, saya Tionghoa-Amerika dan saya mencintai siapa saya," bunyi plakat demonstran lain yang berbaris bersama sekitar 100 orang lainnya di distrik Chinatown Washington.

Irving Lee, seorang demonstran di Queens, menyebut kekerasan anti-Asia yang telah diciptakan di negaranya sebagai produk sampingan dari kebijakan luar negeri AS.

Ketika penyebaran covid-19 mulai mencengkeram Amerika Serikat pada awal 2020, sejumlah politisi, termasuk Presiden AS Donald Trump, menjulukinya sebagai virus "Wuhan" atau "Tiongkok" yang menurut Lee telah berdampak buruk pada komunitas Asia.

"Saya telah melihat banyak orang yang terkena dampaknya," katanya.

"Mereka takut keluar karena kekerasan yang telah terjadi,” tandasnya. (Straitstimes/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya