Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Junta Militer Myanmar Incar Pekerja Kereta Api yang Mogok Kerja

Nur Aivanni
10/3/2021 16:45
Junta Militer Myanmar Incar Pekerja Kereta Api yang Mogok Kerja
Pasukan keamanan Myanmar menyemprotkan air untuk membubarkan aksi unjukrasa menolak kudeta milter di sana.(AFP)

RATUSAN tentara dan polisi, dikerahkan ke sebuah stasiun kereta api di Yangon, Rabu (10/3). Mereka berusaha menangkap para pekerja yang melakukan aksi mogok kerja untuk memprotes kudeta militer di Myanmar.

Negara itu berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi bulan lalu. Itu kemudian memicu aksi protes di seluruh negeri untuk menuntut kembalinya demokrasi.

Pasukan keamanan menanggapinya dengan tindakan keras yang semakin brutal dan melibatkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet, serta peluru tajam.

Hampir 2.000 orang telah ditangkap dan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi lebih dari 60 orang.

Ribuan pegawai pemerintah di seluruh negeri telah berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil yang bertujuan menghambat institusi negara dan melumpuhkan perekonomian. Pergerakan tersebut berdampak pada rumah sakit, penutupan bank dan kantor kementerian yang kosong.

Ratusan tentara dan polisi dikerahkan ke stasiun kereta Ma Hlwa Gone dan kompleks perumahan stafnya pada Rabu (10/3) dini hari di mana sekitar 800 pekerja berpartisipasi dalam aksi mogok kerja.

"Kami bersatu," teriak para pekerja kereta api saat pihak berwenang memblokir jalan, menurut informasi di Facebook.

"Sekitar 300 personel keamanan memblokir jalan untuk mencari orang-orang yang terlibat dalam gerakan pembangkangan sipil," kata seorang perempuan yang berusia 32 tahun yang tinggal di lokasi tersebut kepada AFP.

"Saya melarikan diri, tapi masih banyak yang tersisa, saya khawatir dengan pekerja yang tersisa. Saya hanya berharap mereka tidak menangkapnya, jika mereka melakukannya, itu meresahkan karena mereka bisa memukuli dan membunuhnya," katanya. (AFP/OL-13)

Baca Juga: Pascakudeta, Penyedia Internet Myanmar Blokir Layanan Facebook



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya