Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Faksi Palestina Setujui Mekanisme Pemilu

Atikah Ishmah Winahyu
10/2/2021 16:43
Faksi Palestina Setujui Mekanisme Pemilu
Seorang pria membawa koper di pundaknya sementara anggota pasukan keamanan Palestina dari Hamas yang mengenakan masker, Selasa (9/2).(AFP/Said Khatib.)

FAKSI Palestina, Fatah dan Hamas, menyetujui mekanisme untuk pemilihan legislatif dan presiden yang akan datang. Kesepakatan yang dicapai pada Selasa (9/2), di ibu kota Mesir itu mencakup penyediaan pengadilan kasus pemilu dan berkomitmen untuk mengizinkan kampanye dan pemungutan suara gratis.

Pernyataan bersama pada akhir sesi dua hari di Kairo mengatakan kedua kelompok dan 12 faksi Palestina lain berjanji mematuhi jadwal pemungutan suara yang telah lama ditunda serta akan menghormati dan menerima hasil pemilu. Pemungutan suara parlemen dan presiden ditetapkan masing-masing pada 22 Mei dan 31 Juli 2021 menjadi yang pertama dalam 15 tahun.

Namun, ada keraguan yang meluas bahwa pemilu dapat terjadi. Banyak warga Palestina percaya bahwa ini merupakan upaya Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas dari Fatah untuk menunjukkan kredensial demokratisnya kepada Presiden AS yang baru Joe Biden. Ini untuk mengatur ulang hubungan setelah mereka mencapai titik terendah di bawah pemerintah Donald Trump.

PA yang dikelola Fatah telah membatasi pemerintahan sendiri di Tepi Barat yang diduduki Israel. Hamas telah memegang kekuasaan di Jalur Gaza sejak 2007. Di tahun tersebut Israel memberlakukan blokade yang menghancurkan di kantong Mediterania.

Menurut pernyataan tersebut, pengadilan pemilihan akan terdiri dari hakim dari Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur. Mereka akan memutuskan dalam sengketa hukum terkait pemilihan. "Pengadilan ini bertanggung jawab untuk memantau semua hal yang berkaitan dengan proses pemilu, hasilnya, dan masalah yang timbul darinya," jelas pernyataan itu.

Polisi Palestina berseragam akan menjaga tempat pemungutan suara di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan kehadiran mereka akan sesuai dengan hukum. Kedua kelompok itu juga setuju untuk membebaskan para tahanan yang ditahan atas dasar politik di Tepi Barat dan Gaza serta memungkinkan kampanye tak terbatas.

Ada 2,8 juta pemilih yang memenuhi syarat di Gaza dan Tepi Barat. Abbas, 85, sebelumnya mengumumkan tanggal pemilihan pada Januari lalu dan dia diperkirakan akan mencalonkan diri.

Pemungutan suara terakhir pada 2006 berakhir dengan kemenangan mengejutkan oleh Hamas dalam partisipasi pertamanya pada pemilihan parlemen. Hamas kemudian mendorong Fatah keluar dari Gaza yang menolak mengakui hasil pemungutan suara. (Aljazeera/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya