Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Jalan Ditutup Usai Kerusuhan Petani di Delhi

Atikah Ishmah Winahyu
27/1/2021 13:45
Jalan Ditutup Usai Kerusuhan Petani di Delhi
Seorang petani melemparkan kembali selongsong gas air mata ke arah polisi selama unjuk rasa, Selasa (26/1).(AFP/Sajjad Hussain)

POLISI India memberlakukan pengamanan ketat dan menutup beberapa jalan utama di sekitar New Delhi pada Rabu (27/1). Ini sehari setelah petani mengamuk di ibu kota yang menyebabkan satu orang tewas dan puluhan lain luka-luka.

Kekerasan menunjukkan peningkatan perselisihan antara pemerintah dan ribuan petani yang berkemah di pinggiran kota sejak akhir November. Para petani yang sebagian besar berasal dari negara bagian India utara termasuk Punjab menginginkan reformasi pertanian baru dibatalkan karena mereka khawatir aturan tersebut akan membuat mereka bergantung pada perusahaan besar.

Pada Selasa (26/1) konvoi petani dengan traktor menghancurkan barikade untuk berkumpul di pusat kota, menghadapi tongkat polisi, dan tembakan gas air mata. "Seorang petani tewas kecelakaan setelah traktornya terbalik akibat menabrak barikade. Sedikitnya 86 polisi terluka," kata pernyataan resmi.

Di sekitar kota, pasukan keamanan bertempur dengan demonstran. Para petani juga menyerang polisi dengan ranting pohon dan batang besi serta bus yang dibajak untuk menghalangi konvoi mereka.

Di landmark Benteng Merah yang bersejarah, para petani menerobos garis polisi dan memasang lambang mereka sendiri di tiang bendera untuk mendapat sorakan dari kerumunan besar sebelum dibubarkan oleh pasukan keamanan. Di satu jalan utama, orang-orang di atas atap melemparkan kelopak bunga ke konvoi traktor.

Di tempat lain, orang-orang bersorak dan bertepuk tangan saat para petani lewat sambil mengibarkan bendera India dan meniup terompet. Saat malam tiba, para petani mundur ke kamp-kamp di luar kota tempat mereka menantang malam musim dingin di Delhi sejak akhir November.

"Menteri Dalam Negeri Amit Shah memerintahkan 15 kompi paramiliter untuk meningkatkan pasukan keamanan di ibu kota," menurut laporan media. Pada Kamis pagi, sejumlah jalan utama diblokade oleh polisi dan pasukan keamanan mendirikan barikade yang menyebabkan kemacetan lalu lintas besar. Polisi antihuru hara ditempatkan di dekat Benteng Merah.

Demonstrasi petani kecil diadakan di Mumbai dan Bangalore serta di negara bagian perdesaan Haryana pada Selasa. Kerusuhan itu sangat memalukan bagi pemerintah nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi. Pasalnya, protes petani merupakan tantangan terbesar sejak berkuasa pada 2014.

Pertanian telah lama menjadi ladang ranjau politik. Hampir 70% penduduknya bermata pencaharian sebagai pertanian di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu.

Pemerintah telah menawarkan untuk menangguhkan reformasi selama 18 bulan. Tapi serikat petani yang  tidak memaafkan kekerasan pada Selasa menolak undang-undang tersebut dihapuskan.

Pemerintah mengatakan bahwa para petani telah dimanipulasi oleh partai-partai oposisi yang sebagian besar mendukung protes tersebut. Ia menegaskan bahwa reformasi akan memungkinkan petani untuk menjual kepada pembeli swasta, bukan hanya di pasar negara. Sepuluh putaran pembicaraan antara serikat buruh dan menteri gagal memecah kebuntuan.

"Kami siap mati. Pemerintah ini telah lama mengabaikan kami tetapi mereka tidak dapat lagi melakukan itu," kata Singh kepada AFP.

Majid Ali, 55, yang tinggal di dekat Benteng Merah mengatakan dia mendukung para petani. "Saya belum pernah melihat keamanan sebesar ini dalam hidup saya. Jika para petani tidak memperjuangkan hak dan nyawa mereka, bagaimana kami akan makan? Saya bersama para petani," kata Ali. (France24/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya