Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Australia Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19, Pfizer-BioNTech

Mediaindonesia.com
25/1/2021 15:31
Australia Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19, Pfizer-BioNTech
Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison.( Adam TAYLOR / PRIME MINISTER OFFICE AUSTRALIA / AFP)

AUSTRALIA menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech pada Senin (25/1). Di sisi lain, persetujuan itu mengingatkan bahwa masalah produksi internasional vaksin AstraZeneca membuat negara itu harus mendistribusikan vaksin produksi lokal lebih awal daripada yang dijadwalkan.

Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison, mengatakan regulator kesehatan Australia merupakan salah satu yang pertama di dunia dalam menyelesaikan persetujuan secara komprehensif untuk vaksin Pfizer-BioNTech.Ia menambahkan bahwa sudah satu tahun sejak pertama kali kasus Covid-19 terdeteksi.

Sebelumnya, vaksin Pfizer telah mendapat persetujuan sementara dari Badan Urusan Terapeutik (TGA) atau pengawas obat Australia untuk diberikan kepada masyarakat berusia 16 tahun ke atas.

Vaksin tersebut akan disuntikkan sebanyak dua dosis per orang dalam jangka waktu yang direkomendasikan, dengan sistem digital yang disebut akan menjamin setiap orang mendapatkan dua dosis.

"Kita tidak boleh memulai apa yang tidak dapat kita selesaikan, dan menyelesaikan hal ini akan melibatkan dua dosis," kata Morrison.

Morrison juga menekankan bahwa vaksinasi juga mempunyai batasannya dalam penanganan pandemi di Australia, sehingga penutupan pintu masuk ke negara itu diperkirakan masih akan berlaku.

Petugas penjaga perbatasan dan area karantina, tenaga medis garda depan, lansia dan disabilitas serta para pengurusnya akan menjadi kelompok pertama yang mendapat vaksin.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Australiia Greg Hunt mengatakan vaksinasi menggunakan vaksin Pfizer kepada kelompok prioritas di Australia direncanakan mulai pada akhir Februari 2021, dengan 80.000 dosis per pekan.

Menurut Hunt, Pfizer telah menyampaikan kepada pemerintah Australia bahwa pihaknya mengantisipasi untuk mengirim pasokan secara terus-menurus, namun akan menyediakan arahan produksi global "pada pertengahan Februari 2021 untuk Maret 2021 dan selanjutnya secara mingguan.

Penyedia vaksin lainnya, AstraZeneca, pada Jumat (22/1) mengatakan kepada Uni Eropa bahwa perusahaan itu akan memangkas pengiriman vaksin ke blok tersebut hingga 60% dalam kuartal pertama tahun ini akibat masalah produksi.

Hunt menyebut AstraZeneca juga mengatakan kepada Australia bahwa perusahaan itu "mengalami gangguan pasokan yang signifikan sehingga berarti Australia tidak akan mendapatkan (dosis vaksin) AstraZeneca internasional pada Maret, sebagaimana yang sebelumnya dijanjikan."

Karena itulah, Hunt menegaskan, Australia akan mulai memasok vaksin AstraZeneca yang diproduksi di dalam negeri oleh perusahaan bioteknologi CSL sebanyak satu juta dosis per pekan pada Maret--lebih awal daripada rencana.

"Keputusan untuk membayar premium kapasitas produksi vaksin di dalam negeri, aman, dan berdaulat melalui CSL adalah yang menempatkan Australia di posisi yang sangat lebih aman dibandingkan negara manapun di dunia," kata Hunt.

Australia telah merancang target empat juta dosis vaksin per April 2021. (Ant/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya