Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (15/12), mengatakan pihaknya sedang berdiskusi dengan Pfizer dan Moderna tentang kemungkinan memasukkan vaksin covid-19 buatan mereka di antara suntikan awal untuk negara-negara miskin dengan harga terjangkau.
Fasilitas Covax, yang didukung WHO, dibuat untuk memastikan akses yang adil ke vaksin covid-19 di seluruh dunia saat itu tersedia, bertujuan menyediakan sekitar 2 miliar dosis pada akhir tahun depan.
Ratusan juta dosis kandidat vaksin yang sedang dikembangkan AstraZeneca, Novavax, dan Sanofi-GSK pun sudah diamankan.
Baca juga: AS Izinkan Rapid Test di Rumah Kurangi Beban Laboratorium
Penasihat Senior WHO Bruce Aylward mengatakan WHO sedang berdiskusi dengan Pfizer dan Moderna tentang apakah produk mereka dapat menjadi bagian dari peluncuran awal vaksin.
"Kami juga perlu memastikan harga mereka sesuai untuk populasi yang kami coba layani dan negara yang kami coba bantu," tekannya.
Raksasa farmasi AS Pfizer, bersama German BioNTech, menciptakan vaksin yang mendapat persetujuan regulasi di sejumlah negara Barat. Kampanye vaksinasi telah dimulai di Inggris dan Amerika Serikat (AS). Vaksin Moderna juga diharapkan segera mendapat persetujuan.
Kedua vaksin tersebut menggunakan teknologi mutakhir dan telah terbukti sangat efektif dalam uji coba Fase III dan harganya pun diperkirakan mahal.
Tetapi, Aylward memuji pernyataan dari kepala Pfizer Albert Bourla yang berbicara tentang pemotongan harga untuk negara-negara berpenghasilan rendah.
"Dia mengaku berkomitmen untuk memastikan bahwa produknya digunakan secara global dan kami menyadari bahwa memerlukan penetapan harga pada tingkat yang tepat untuk dapat membuatnya berhasil," kata Aylward.
"Jadi ada komitmen kuat dari Pfizer di luar sana untuk bisa melakukan itu," tambahnya.
Covax, tambahnya, ingin memiliki beragam portofolio vaksin untuk ditawarkan. Pihaknya juga akan mengevaluasi produk apa pun di luar sana dengan kemanjuran, keamanan, dan kualitas yang ditunjukkan.
Vaksin yang dikembangkan oleh Tiongkok dan Rusia, lanjut dia, juga dapat dievaluasi untuk dimasukkan jika memenuhi standar kemanjuran dan keamanan. (AFP/OL-1)
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (26/6), mengatakan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza sejak 2 Maret.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 39 juta kematian, atau 57% dari total 68 juta kematian di seluruh dunia.
Kanker hati kini jadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker secara global. Tepatnya peringkat 6 berdasarkan data WHO.
Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV.
HARI Donor Darah Internasional atau World Blood Donor Day jatuh pada tanggal 14 Juni setiap tahunnya. Peringatan tersebut diresmikan sejak tahun 2004 oleh WHO.
WHO mengungkap kebersihan di lingkungan rumah berperan penting dalam pencegahan kanker serviks.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved