Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Biden Harap Ada Kemajuan Stimulus Covid-19 Usai Trump Lengser

Atikah Ishmah Winahyu
19/11/2020 07:44
Biden Harap Ada Kemajuan Stimulus Covid-19 Usai Trump Lengser
Presiden terpilih AS Joe Biden(AFP/Joe Raedle/Getty Images)

PRESIDEN terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap Partai Republik di Kongres akan lebih bergerak maju dalam kebijakan membantu menangani covid-19 usai Presiden Donald Trump melepaskan jabatannya, Januari mendatang.

Seiring meroketnya kasus covid-19 di AS dan jumlah kematian mendekati angka seperempat juta, Partai Republik dan Demokrat berada di bawah tekanan untuk mengesampingkan perbedaan dan membuat kesepakatan atas nama keluarga Amerika dan bisnis AS yang terguncang akibat pandemi.

Namun, kedua pihak tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan, bahkan usai pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi mengundang Senat Partai Republik ke meja perundingan.

Baca juga: Biden Berunding dengan Sekutu Trump

Sejak pemilu, 3 Novemver lalu, Trump dan pendukungnya dari Partai Republik sangat fokus pada penghitungan ulang pemilih di negara bagian dan tuntutan hukum yang bertujuan untuk membalikkan kemenangan lawan, Biden yang didukung oleh partai Demokrat pada Electoral College dan suara populer.

Biden diperkirakan akan mengambil sumpah jabatan menggantikan Trump pada 20 Januari 2021 mendatang.

“Semoga ketika dia pergi, mereka akan lebih bersedia melakukan apa yang mereka tahu harus dilakukan untuk menyelamatkan warga di tempat mereka tinggal,” kata Biden dalam sebuah acara.

Trump yang belum mengakui kemenangan Biden terus bersikeras di Twitter bahwa dialah yang memenangkan pemilihan.

Sementara itu, anggota parlemen dari kedua sisi mendapat kritik dari seorang raksasa Wall Street yang mendesak Partai Republik dan Demokrat untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan membuat kesepakatan.

“Ini merupakan perilaku kekanak-kanakan dari para politikus kami,” kata Chief Executive JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon dalam konferensi.

“Selesaikan sajalah,” tandasnya.

Demokrat telah mengajukan stimulus sebesar US$2,2 triliun sedangkan Senat Partai Republik berkali-kali berupaya mengalihkannya dengan jumlah yang lebih kecil yaitu sebesar US$500 miliar.

"Rekan kita dihadapkan dengan pilihan sederhana. Mereka mengesampingkan pemilu dan terus maju untuk menyelesaikan sesuatu, atau mereka bisa tetap berada di sudut partisan mereka,” kata Schumer.

Demokrat tidak keberatan dengan anggapan bahwa anggota parlemen mungkin harus menggunakan covid-19 sebagai bagian dari RUU pendanaan pemerintah yang harus disahkan kongres bulan depan untuk menjaga agar lembaga pemerintah tetap beroperasi.

Sebelum pemilu 3 November, Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah mencoba mengajukan stimulus sekitar US$2 triliun, namun gagal.

McConnell, yang setuju dengan paket US$500 miliar, mengatakan kongres harus mencapai kesepakatan meski ada sedikit ketidaksepakatan. Namun, dia menyalahkan Demokrat karena progress yang lamban.

“Partai Republik siap memberikan bantuan mendesak ini. Mari danai semua program di mana bahwan tidak ada perselisihan yang nyata. Hanya sekali ini, di mana tidak ada perselisihan. Dan mari kita lakukan sekarang. Kita hanya membutuhkan Demokrat untuk akhirnya serius tentang ini,” kata McConnell.

Namun, Senator Lindsey Graham, seorang Republikan terkemuka yang juga sekutu Trump, lebih menyukai paket stimulus yang lebih besar yang mencakup bantuan untuk usaha kecil yang terkena pandemi.

"Kupikir kita membutuhkan lebih dari US$500 miliar," katanya kepada wartawan.

"Di Carolina Selatan, ekonomi kita tergantung cukup lemah karena virus telah membawa korban,” imbuhnya.

Sejauh ini, Kongres telah mengeluarkan biaya sebesar US$3 triliun untuk bantuan covid-19 di awal pandemi. (CNA/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya