Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Perang AS di belahan Dunia Sebabkan 37 Juta Pengungsi

Haufan Hasyim Salengke
09/9/2020 15:00
Perang AS di belahan Dunia Sebabkan 37 Juta Pengungsi
Pengungsi dan pencari suaka melakukan aksi di Kantor UNHCR, Jakarta, beberapa waktu lalu.(MI/Andri Widiyanto)

PERANG yang dilancarkan Amerika Serikat di berbagai wilayah, membuat lebih banyak orang mengungsi karena konflik di berbagai belahan dunia.

Perang yang dikobarkan atau dilakukan oleh AS telah membuat sedikitnya 37 juta orang mengungsi sejak serangan teror 11 September 2001, menurut laporan Brown University, Selasa atau Rabu WIB (9/9)

"Jumlahnya lebih banyak daripada mereka yang mengungsi karena perang atau bencana sejak awal abad ke-20, kecuali untuk Perang Dunia II," kata laporan berjudul "Creating Refugees: Displacement Caused by the United States’ Post-9/11 Wars".

Dikatakan sebagian besar pengungsi telah ditampung oleh negara-negara Timur Tengah, meskipun AS telah mengambil ratusan ribu.

Negara-negara teratas termasuk Afghanistan sebanyak 5,3 juta pengungsi, Irak (9,2 juta), Pakistan (3,7 juta), Yaman (4,4 juta), Somalia (4,2 juta), Filipina (1,7 juta), Libya (1,2 juta), dan Suriah (7,1 juta) ).

Operasi tempur AS yang lebih kecil telah memaksa penduduk di Burkina Faso, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Chad, Republik Demokratik Kongo, Mali, Niger, Arab Saudi,.dan Tunisia mengungsi.

"Angka 37 juta adalah perkiraan yang sangat konservatif. Jumlah total pengungsi yang disebabkan perang AS pasca-9/11 bisa mendekati 48–59 juta," kata sekolah yang perguruan tinggi di Rhode Island.

Setelah serangan 9/11, pemerintahan Presiden AS saat itu George W. Bush melancarkan perang global melawan teror dan militer AS telah melancarkan perang terus menerus selama hampir dua dekade.

"Antara 2010 dan 2019, jumlah total pengungsi dan pengungsi internal (IDP) secara global hampir dua kali lipat dari 41 juta menjadi 79,5 juta," tandas laporan itu. (AA/OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya