Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Presiden Ghani Bebaskan 400 Napi Taliban

Haufan Hasyim Salengke
11/8/2020 12:35
Presiden Ghani Bebaskan 400 Napi Taliban
Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani(AFP/NOORULLAH SHIRZADA)

Pada Senin (10/8). Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani mengeluarkan dekrit. Istana Kepresidenan mengonfirmasi bahwa Ghani mengampuni dan membebaskan sekitar 400 narapidana Taliban yang kontroversial.

Istana mencicit Ghani menandatangani dekrit tersebut pada Senin malam. Pengampunan hukuman bagi para narapidana Taliban ini termasuk dalam 5.000 tahanan yang didaftar oleh kelompok Taliban.

Tindakan itu dilakukan satu hari setelah peserta dari 3.400 anggota Loya Jirga atau Majelis Agung memilih untuk membebaskan 400 narapidana Taliban.

Sebuah perjanjian kesepakatan damai yang ditandatangani antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban di Qatar pada Februari mengharuskan pemerintah Afghanistan untuk membebaskan 5.000 narapidana Taliban sebagai imbalan atas pembebasan 1.000 tentara atau staf pemerintah Taliban.

Baca juga: Ada Penembakan di Luar Gedung Putih, Trump Dievakuasi

Sejak awal Maret, pemerintah Afghanistan telah membebaskan 5.100 narapidana Taliban. Sebaliknya, Taliban membebaskan 1.000 tentara atau staf pemerintah.

Berdasarkan perjanjian tersebut, pasukan koalisi pimpinan AS dan NATO akan meninggalkan Afghanistan pada Juli tahun depan. Itu juga tergantung pada apakah pasukan Taliban memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian tersebut, termasuk memutuskan hubungan dengan kelompok teroris asing.

Istana kepresidenan mengatakan ketentuan dalam keputusan yang dikeluarkan tentang pengampunan terhadap Taliban tidak mencegah individu untuk menuntut hak mereka.

Namun, hingga kini, belum diketahui kapan 400 narapidana Taliban akan dibebaskan.

Menurut pejabat yang tidak disebutkan namanya, setelah pembebasan 400 narapidana Taliban, pembicaraan damai yang telah lama tertunda antara Taliban dan pemerintah Afghanistan akan dimulai akhir bulan ini. (Xinhua/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik