Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Covid-19, Darurat Kesehatan Paling Parah yang Dihadapi WHO

Haufan Hasyim Salengke
28/7/2020 08:08
Covid-19, Darurat Kesehatan Paling Parah yang Dihadapi WHO
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus(AFP/Fabrice COFFRINI)

DIREKTUR Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan covid-19 adalah darurat kesehatan global paling gawat yang pernah dinyatakan oleh badan kesehatan PBB itu.

Tedros mengatakan dia akan mengadakan kembali komite darurat WHO minggu ini untuk melakukan peninjauan.

Ada lima keadaan darurat kesehatan global lainnya yaitu Ebola (dua wabah), Zika, polio, dan flu babi.

Lebih dari 16 juta kasus covid-19 telah dilaporkan sejak Januari dan lebih dari 650.000 kematian.

Baca juga: Jumlah Kematian Global akibat Covid-19 Tembus 650.000

"Ketika saya menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada 30 Januari, ada kurang dari 100 kasus di luar Tiongkok, dan tidak ada kematian," ujar Tedros.

"Covid-19 telah mengubah dunia kita. Virus ini telah membuat orang, komunitas, dan bangsa bersatu, dan membuat mereka terpisah," lanjutnya.

Jumlah total kasus, tambahnya, telah meningkat dua kali lipat dalam enam minggu terakhir.

Meskipun dunia telah melakukan upaya besar dalam memerangi virus, masih ada "Jalan panjang yang sulit di depan kita," ia memperingatkan.

Pada briefing, Senin (27/7), di Jenewa, Swiss, WHO juga mengatakan pembatasan perjalanan tidak bisa menjadi jawaban jangka panjang dan negara-negara harus berbuat lebih banyak untuk menghentikan penyebaran dengan mengadopsi strategi yang telah terbukti seperti social distancing dan mengenakan masker.

"Akan hampir mustahil bagi masing-masing negara untuk menutup perbatasan mereka untuk masa mendatang. Ekonomi harus terbuka, orang harus bekerja, perdagangan harus dilanjutkan," kata direktur program kedaruratan WHO Mike Ryan.

Namun, para pejabat WHO mengakui lockdown lebih lanjut di negara-negara yang mengalami wabah baru mungkin diperlukan. Tetapi, mereka menyarankan harus sesingkat mungkin, dan terbatas pada area geografis sekecil mungkin (sebagai contoh: lockdown lokal).

"Semakin kita memahami tentang virus ini, semakin banyak operasi yang kita bisa lakukan dalam mengendalikannya," kata Ryan. (BBC/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya