Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

​​​​​​​Prancis: Karantina tak Berlaku bagi Warga UE dan Schengen

Nur Aivanni
04/5/2020 08:00
​​​​​​​Prancis: Karantina tak Berlaku bagi Warga UE dan Schengen
Menara Eiffel menjadi latar belakang patung-patung perunggu, salah satunya mengenakan masker di Paris, Prancis, Sabtu (2/5).(AFP/ALAIN JOCARD )

PRANCIS mengatakan, pada Minggu (3/5), bahwa pihaknya tidak akan mengkarantina siapa pun yang datang dari Uni Eropa, wilayah Schengen atau Inggris karena virus korona baru (covid-19) ketika negara tersebut sedang bersiap untuk mulai mengurangi langkah-langkah pembatasan setelah dua bulan penguncian wilayah atau lockdown.

Sebelumnya, pemerintah mengatakan akan memperpanjang keadaan darurat untuk mengatasi krisis sampai setidaknya 24 Juli, dan siapa pun yang memasuki Prancis harus tetap melakukan isolasi selama dua minggu.

Tetapi, aturan karantina itu, kata pihak Kepresidenan pada Minggu, tidak akan berlaku bagi mereka yang datang dari Uni Eropa, zona Schengen atau Inggris, terlepas dari kebangsaan mereka.

Bagi warga negara Prancis dan Uni Eropa yang tiba di Perancis dari daerah lain di luar Uni Eropa, wilayah Schengen dan Inggris, peraturannya akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

Dikutip dari Channel News Asia, Senin (4/5), jumlah kematian baru akibat covid-19 di Prancis telah menurun dalam beberapa hari terakhir, dengan 135 kematian dilaporkan selama 24 jam terakhir pada Minggu.

Layanan kesehatan nasional mengatakan angka kematian baru itu membuat total korban jiwa di Prancis menjadi 24.895, angka tertinggi kelima di dunia setelah Amerika Serikat, Italia, Inggris dan Spanyol.

Terakhir kali jumlah kematian harian yang dilaporkan di bawah 135 adalah pada 22 Maret, ketika itu hanya mewakili kematian yang dilaporkan oleh rumah sakit.

Angka saat ini juga termasuk kematian yang dilaporkan di panti jompo dan fasilitas perawatan medis lainnya.

Baca juga: Prancis, Italia dan Spanyol Catat Angka Kematian Terendah

Prancis berencana untuk mulai mencabut lockdown pada 11 Mei, ketika anak-anak bisa kembali ke sekolah secara bertahap, beberapa bisnis akan dibuka kembali dan orang-orang bisa melakukan perjalanan dalam jarak 100 kilometer dari rumah mereka tanpa perlu dokumen yang memberi alasan mengenai perjalanan mereka.

Akan tetapi, Menteri Kesehatan Olivier Veran memperingatkan bahwa itu akan tergantung pada penurunan lebih lanjut pada infeksi covid-19, terutama di daerah-daerah yang terpukul keras seperti wilayah Paris dan timur laut Prancis.

Pemerintah telah mengatakan jumlah kasus baru virus korona harus stabil yaitu kurang dari 3.000 per hari ketika memperluas pengujian, jika tidak, dokter dan perawat bisa menghadapi gelombang lain dari pasien yang telah diuji rumah sakit sejak Maret.

"Jika jumlah kasus baru terbukti terlalu tinggi, kami harus mempertimbangkan kembali tanggal untuk mencabut lockdown, dan memutuskan sesuai dengan situasi di masing-masing departemen," kata Veran kepada surat kabar Journal du Dimanche.

Para pejabat berjuang untuk meningkatkan kapasitas pengujian menjadi 700.000 orang setiap minggu pada 11 Mei, yang menurut para ahli kesehatan sangat penting untuk mengatasi wabah tersebut. (CNA/A-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya