Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
DALAM perlombaan di seluruh dunia untuk menemukan vaksin yang bisa menghentikan virus korona tipe baru penyebab Covid-19, laboratorium yang melakukannya dengan cepat ada di Universitas Oxford.
Sebagian besar tim lain harus mulai dengan uji klinis kecil dari beberapa ratus peserta untuk membuktikan keamanan vaksin.
Tetapi, para ilmuwan Jenner Institute di Universitas Oxford memulainya dengan vaksin yang sebelumnya dikembangkan untuk menangani virus korona sebelum wabah Covid-19 merebak.
Pengembangkan vaksin itu diteruskan setelah ada pembuktian bahwa virus korona tipe baru punya inokulasi yang serupa, termasuk satu tahun lalu terhadap virus korona sebelumnya. Vaksin yang dikembangkan diklaim tidak berbahaya bagi manusia.
Itu memungkinkan mereka untuk melompat maju dan menjadwalkan pengujian vaksin virus korona baru mereka yang melibatkan lebih dari 6.000 orang pada akhir bulan depan. Pengujian tersebut diharapkan tidak hanya menunjukkan bahwa itu aman, tetapi juga berhasil.
Baca juga : Covid-19 Meluas, Presiden Mesir Perpanjang Status Darurat
Para ilmuwan Oxford sekarang mengatakan bahwa dengan persetujuan darurat dari regulator, beberapa juta dosis pertama vaksin mereka dapat tersedia pada bulan September, setidaknya beberapa bulan lebih awal dari upaya yang lain, jika itu terbukti efektif.
Saat ini, ilmuwan di Jenner Institute telah menerima berita yang menjanjikan yang menunjukkan bahwa ketersediaan vaksin pada September kemungkinan terwujud.
Bulan lalu, ilmuwan di Laboratorium Rocky Mountain, di National Institutes of Health, di Montana menyuntik enam monyet rhesus dengan dosis tunggal dari vaksin Oxford.
Hewan-hewan itu kemudian terpapar virus dalam jumlah besar yang menyebabkan pandemi, paparan yang secara konsisten membuat monyet lain sakit di laboratorium tersebut.
"Tetapi lebih dari 28 hari kemudian, keenamnya sehat," kata Vincent Munster, peneliti yang melakukan pengujian. (Economic Times/OL-7)
Vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Demam setelah imunisasi pada anak adalah salah satu efek samping yang sering terjadi dan menjadi kekhawatiran banyak orang tua.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi IMS gonorea, yagn difokuskan pada pria gay dan biseksual.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV.
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada 2024 adalah 87,3% dan antigen baru seperti PCV dan RV adalah 86,6%. Cakupan ini masih di bawah target untuk terbentuknya herd immunity.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved