Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Kandidat Vaksin Covid-19 dari Oxford Tunjukkan Kemajuan

Nur Aivanni
29/4/2020 17:50
Kandidat Vaksin Covid-19 dari Oxford Tunjukkan Kemajuan
Ilmuwan sedang meneliti virus covid-19(AFP/Andrew Caballero Reynolds)

DALAM perlombaan di seluruh dunia untuk menemukan vaksin yang bisa menghentikan virus korona tipe baru penyebab Covid-19, laboratorium yang melakukannya dengan cepat ada di Universitas Oxford.

Sebagian besar tim lain harus mulai dengan uji klinis kecil dari beberapa ratus peserta untuk membuktikan keamanan vaksin.

Tetapi, para ilmuwan Jenner Institute di Universitas Oxford memulainya dengan vaksin yang sebelumnya dikembangkan untuk menangani virus korona sebelum wabah Covid-19 merebak. 

Pengembangkan vaksin itu diteruskan setelah ada pembuktian bahwa virus korona tipe baru punya inokulasi yang serupa, termasuk satu tahun lalu terhadap virus korona sebelumnya. Vaksin yang dikembangkan diklaim tidak berbahaya bagi manusia.

Itu memungkinkan mereka untuk melompat maju dan menjadwalkan pengujian vaksin virus korona baru mereka yang melibatkan lebih dari 6.000 orang pada akhir bulan depan. Pengujian tersebut diharapkan tidak hanya menunjukkan bahwa itu aman, tetapi juga berhasil.

Baca juga : Covid-19 Meluas, Presiden Mesir Perpanjang Status Darurat

Para ilmuwan Oxford sekarang mengatakan bahwa dengan persetujuan darurat dari regulator, beberapa juta dosis pertama vaksin mereka dapat tersedia pada bulan September, setidaknya beberapa bulan lebih awal dari upaya yang lain, jika itu terbukti efektif.

Saat ini, ilmuwan di Jenner Institute telah menerima berita yang menjanjikan yang menunjukkan bahwa ketersediaan vaksin pada September kemungkinan terwujud.

Bulan lalu, ilmuwan di Laboratorium Rocky Mountain, di National Institutes of Health, di Montana menyuntik enam monyet rhesus dengan dosis tunggal dari vaksin Oxford.

Hewan-hewan itu kemudian terpapar virus dalam jumlah besar yang menyebabkan pandemi, paparan yang secara konsisten membuat monyet lain sakit di laboratorium tersebut.

"Tetapi lebih dari 28 hari kemudian, keenamnya sehat," kata Vincent Munster, peneliti yang melakukan pengujian. (Economic Times/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik