Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Imbas Covid-19, Nasib Gajah Wisata Thailand Semakin Merana

Nur Aivanni
01/4/2020 15:57
Imbas Covid-19, Nasib Gajah Wisata Thailand Semakin Merana
Sejumlah turis menikmati perjalanan dengan menumpangi gajah di Chang Siam Park, Pattaya, Thailand.(AFP/Mladen Antonov)

JARANG diberi makan dan dirantai selama berjam-jam tanpa henti, banyak gajah yang bekerja di sektor pariwisata Thailand mengalami kelaparan. Bahkan, dijual ke kebun binatang atau dipindahkan ke perdagangan kayu ilegal.

Demikian peringatan pegiat ketika jumlah pengunjung berkurang akibat pandemi virus korona (covid-19). Sebelum wabah muncul, kehidupan sekitar 2.000 gajah di sektor pariwisata sudah penuh tekanan. Banyak pelatih yang menggunakan cara kasar saat memberikan tumpangan bagi wisatawan, maupun dalam melakukan trik pertunjukan.

Dengan perjalanan global yang lumpuh, hewan-hewan itu tidak mampu membayar dengan cara mereka. Termasuk untuk mendapatkan 300 kilogram (660 pon) makanan per hari yang dibutuhkan gajah.

Baca juga: Biksu di Thailand Ciptakan Masker dari Plastik Daur Ulang

Kamp-kamp gajah dan konservasionis memperingatkan kelaparan dan ancaman eksploitasi baru, tanpa adanya dana bantuan yang mendesak. "Bos saya melakukan apa yang dia bisa, tetapi kami tidak punya uang," ujar seorang pawang gajah, Kosin, tentang kamp Chiang Mai tempat gajahnya, Ekkasit, hidup dengan keterbatasan.

Chiang Mai merupakan pusat wisata di wilayah utara Thailand, sebuah daerah perbukitan yang dikelilingi kamp-kamp gajah dan cagar alam. Mulai dari yang eksploitatif hingga yang manusiawi.

Presiden Asosiasi Aliansi Gajah Thailand, Theerapat Trungprakan, mengatakan sekitar 2.000 gajah "menganggur" saat ini, karena virus korona menghancurkan industri pariwisata Thailand.

Baca juga: WHO: Covid-19 Unik Tapi Bisa Dikendalikan

Minimnya pemasukan menyebabkan suplai makanan berserat untuk gajah terbatas. Upah bagi pawang yang merawat gajah juga turun 70%. Theerapat khawatir sejumlah gajah akan segera dimanfaatkan dalam kegiatan penebangan liar di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Hewan itu juga bisa dipaksa mengemis di jalanan.

Wisatawan asal Tiongkok berkontribusi besar terhadap industri pariwisata Thailand, dengan 40 juta kunjungan. Namun mulai Februari, tingkat kunjungan anjlok lebih dari 80% ketika Tiongkok melakukan karantina wilayah di sejumlah kota. Pada Maret, pembatasan perjalanan ke Thailand, yang memiliki 1.388 kasus yang dikonfirmasi, telah meluas ke negara-negara Barat.(AFP/Nur)

 

A



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya