Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Spanyol, Tuan Rumah KTT Iklim COP25

Melalusa Susthira K
03/11/2019 09:20
Spanyol, Tuan Rumah KTT Iklim COP25
Eksekutif Sekretaris Perubahan Iklim PBB Patricia Espinosa(AFP/Janek SKARZYNSKI)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan Spanyol sebagai tuan rumah KTT Iklim (Conference of Parties) ke-25 atau COP25 pada Desember mendatang. Spanyol menggantikan Cile yang memutuskan mundur sebagai tuan rumah karena menghadapi demonstrasi antipemerintah yang terjadi sejak pertengahan Oktober.

"Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa Biro COP telah menyetujui COP25 akan berlangsung mulai 2-13 Desember di Madrid," kata Eksekutif Sekretaris Perubahan Iklim PBB Patricia Espinosa dalam Twitter-nya.

Presiden Cile Sebastian Pinera mengumumkan bahwa negaranya membatalkan diri sebagai tuan rumah dua KTT Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada 16-17 November dan KTT Iklim COP25 pada 2-13 Desember.

"Ini merupakan keputusan yang sangat sulit dan keputusan yang sangat menyakitkan karena kami tahu persis betapa pentingnya APEC dan COP bagi Cile dan dunia," ungkap Pinera.

Pinera mengatakan bahwa Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez telah menawarkan negaranya untuk menjadi tuan rumah KTT Iklim COP25 di Madrid.

Sanchez mengonfirmasi hal tersebut melalui Twitter-nya. Ia menyebut pengumuman Patricia Espinosa bahwa Madrid akan menjadi tuan rumah KTT Iklim COP25 ialah berita bagus. Ia mengatakan bahwa Spanyol telah mempersiapkan pertemuan tersebut.

KTT Iklim COP25 akan dihadiri kira-kira 25 ribu delegasi, termasuk aktivis remaja Swedia, Greta Thunberg.

Thunberg yang menolak berangkat menggunakan pesawat karena emisi karbon yang ditimbulkannya, memilih melintasi Samudra Atlantik dengan kapal layar bertenaga matahari. Ketika diumumkan bahwa tuan rumah acara telah dialihkan, ia menulis dalam laman media sosialnya meminta tumpangan menuju Madrid. "Ternyata saya telah melakukan separuh perjalanan keliling dunia  dengan cara yang salah. Jika ada yang bisa membantu saya mendapatkan transportasi, saya akan sangat berterima kasih," ujar Thunberg dari Los Angeles.

Sementara itu, anggota kelompok lingkungan Action Aid International, Harjeet Singh, mengatakan dengan pemberitahuan hanya empat minggu, para delegasi dari belahan bumi bagian Selatan akan terhambat. "Hotel-hotel di Madrid sudah penuh. Penerbangan menit terakhir mahal. Visa bisa sulit diperoleh dalam waktu singkat. Keputusan tiba-tiba ini kemungkinan akan menggeser keseimbangan kekuasaan ke negara-negara kaya di utara dunia," ujarnya dalam pernyataan. (Uca/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya