Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Donald Trump Siap Bertemu Presiden Iran

Willy Haryono
01/9/2019 01:00
Donald Trump Siap Bertemu Presiden Iran
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Iran Hassan Rouhani.((Foto: AFP/NICHOLAS KAMM/HO))

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengaku siap bertemu Presiden Iran Hassan Rouhani dalam beberapa pekan ke depan. Pernyataan disampaikan Trump di sela KonferensI Tingkat Tinggi Group of Seven (G7) di Biarritz, Prancis, Senin 26 Agustus 2019.
 
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai tuan rumah KTT G7 kali ini menawarkan diri untuk menjadi mediator pertemuan antara Trump dan Rouhani.
 
Kabar mengejutkan dari mulut Trump terucap usai Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif tiba-tiba hadir di sela KTT G7 di Biarritz pada Minggu 25 Agustus. Zarif ternyata datang atas undangan Macron.

 
"Syarat dan ketentuan untuk pertemuan antara Trump dan Hassan Rouhani dalam beberapa pekan ke depan telah tercipta berkat upaya diplomasi intensif," kata Macron, dilansir dari laman AFP.
 
"Jika situasinya sudah sesuai, saya tentu akan sepakat," ungkap Trump dalam konferensi pers gabungan bersama Macron di hari terakhir KTT G7.
 
Saat ditanya apakah kerangka waktu pertemuan yang diajukan Macron realistis, Trump menjawab: "Iya, tentu saja." Ia mengaku yakin Rouhani juga sama-sama ingin bertemu dirinya.
 
"Saya rasa dia juga ingin bertemu. Saya rasa Iran ingin situasi saat ini diperbaiki," sebut Trump.
 
Trump dan Rouhani sama-sama akan berada di New York untuk menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada akhir September mendatang. Kesempatan itu diyakini dapat dijadikan momen untuk bertemu dan berdialog.
 
Dalam sebuah siaran di televisi nasional Iran, Rouhani terlihat membuka diri untuk berdiskusi langsung dengan Trump. "Saya yakin bahwa demi kepentingan negara ini, maka kita harus menggunakan alat apapun," ujarnya.
 
Para pemimpin Eropa telah berjuang untuk menghentikan konfrontasi antara Iran dan Amerika Serikat sejak Trump menarik Washington dari perjanjian nuklir 2015 Iran. Kesepakatan ini ditengahi secara internasional dan keputusan AS menerapkan kembali sanksi terhadap ekonomi Iran.
 
Kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar bertujuan untuk mengekang kegiatan nuklir Iran dengan imbalan dicabutnya banyak sanksi internasional terhadap Teheran.
 
Sejak menarik Washington dari kesepakatan tahun lalu, Trump telah mendorong kebijakan tekanan maksimum untuk mencoba memaksa Iran ke dalam negosiasi baru yang akan mencakup program rudal balistik dan kegiatan regional.(MEDCOM/OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya