Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Negosiasi Perdagangan AS-Tiongkok Berlangsung Lebih Cepat

Tesa Oktiana Surbakti
31/7/2019 20:05
Negosiasi Perdagangan AS-Tiongkok Berlangsung Lebih Cepat
Perwakilan Dagang Amerika Serikat Robert Lighthizer (tengah) dan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin (kiri)(MI)

PERUNDING utama Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok melakukan tatap muka pertama, sejak kedua pemimpin negara menyepakati gencatan senjata perdagangan bulan lalu. Namun, pertemuan singkat di Shanghai, Tiongkok, dibayangi komentar pedas Presiden AS, Donald Trump, melalui akun Twitternya.

Sejauh ini, Washington dan Beijing saling melempar serangan tarif yang menyasar komoditas senilai lebih dari US$360 miliar dalam perdagangan dua arah. AS mendesak Tiongkok untuk mengubah praktik perdagangan yang merugikan investor Negeri Paman Sam dan menghentikan aksi pencurian teknologi.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dilaporkan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri (PM) Tiongkok Liu He pada Rabu (31/7) pagi. Para delegasi kemudian melakukan pertemuan tertutup selama empat jam.

Perundingan berlangsung lebih singkat dari perkiraan. Perwakilan AS-Tiongkok kemudian muncul untuk mengikuti sesi foto bersama. Tak berapa lama, pejabat perdagangan AS langsung pergi ke bandara tanpa memberikan pernyataan kepada wartawan.

Sebelumnya, Lighthizer dan Mnuchin tiba di Shanghai pada Selasa waktu setempat. Mereka bergabung dengan para pejabat Tiongkok dalam sesi makan malam dan diskusi formal. Itu bersamaan dengan munculnya kecaman Trump melalui akun Twitternya.

Pemimpin AS memandang Beijing kurang memiliki kemauan untuk mencapai kesepakatan dagang yang adil. Lebih lanjut, Trump menekankan Tiongkok seharusnya mulai membeli produk pertanian AS. Namun, sejauh ini belum ada tanda-tanda pembelian.

"Tim saya sedang bernegosiasi dengan pihak Tiongkok. Namun, mereka selalu mengubah kesepakatan yang pada akhirnya menguntungkan sebelah pihak," bunyi cuitan Trump

Trump sempat menuding Tiongkok ingkar terhadap komitmen, saat negosiasi perdagangan mengalami kebuntuan. Akan tetapi, cuitannya kali ini meredupkan harapan rekonsiliasi.

"Komentar Trump jelas menjadi pukulan telak bagi optimisme pasar terhadap perundingan dagang yang sedang berlangsung," tutur managing partner di VM Markets Singapura, Stephen Innes.

Dalam jumpa pers di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying memperjelas pihak mana yang dinilai bertanggung jawab atas kebuntuan negosiasi perdagangan.

"Ketika seseorang sakit, tidak ada gunanya meminta orang lain untuk minum obat. Saya yakin AS sebenarnya bisa menunjukkan lebih banyak itikad baik dalam perundingan," ujar Hua saat ditanyai mengenai negosiasi yang berakhir di Shanghai.

Baca juga: Perang Dagang AS-Tiongkok, Indonesia Dapat Dampak Positif

Direktur program Pusat Studi AS dari Universitas Sydney, Stephen Kirchner, memandang kedua pihak memiliki jarak yang berjauhan.

"Kita bisa simpulkan bahwa ini menjadi perundingan awal, dengan tujuan menyegarkan kembali setelah kemunduran pada Mei lalu," tuturnya.

Beberapa hari sebelum pertemuan Shanghai, Trump mengancam akan menarik pengakuan terhadap status negara berkembang dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Menyandang status tersebut, Tiongkok menilai sikap Trump sangat arogan. Sebenarnya, ekspektasi sudah melemah, bahkan sebelum perundingan dimulai.

Para pejabat AS-Tiongkok pun tampaknya menurunkan harapan selama negosiasi di Shanghai.

Selasa (30/7) kemarin, Trump berpendapat Beijing sengaja menunda kesepakatan perdagangan, sampai pemilihan presiden AS pada November 2020.

"Tiongkok sepertinya ingin melihat apakah kandidat Partai Demokrat berhasil memenangkan pemilihan. Dengan begitu, mereka dapat terus menipu AS," pungkasnya.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya