Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Dubes Selandia Baru Soroti Peran Pers di Indonesia

Mediaindonesia
24/7/2019 05:20
 Dubes Selandia Baru Soroti Peran Pers di Indonesia
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Jonathan Austin (Tengah) saat berkunjung ke kantor Media Group di Kedoya, Jakarta, Selasa (23/07)(MI/PERMANA)

DUTA Besar Selandia Baru untuk RI, Jonathan Austin, kemarin melakukan kunjungan ke stasiun televisi Metro TV, Jakarta. Dengan bertempat di Ruang Meeting Eksekutif lantai 5 Gedung Metro TV, Jonathan diterima para pemimpin Metro TV, antara lain Suryopratomo (president director), Kania Sutisnawinata (deputy editor in chief), dan Henny Puspitasari (PR & publicity manager).

Dalam kunjungan tersebut, Dubes Selandia Baru yang didampingi Policy Adviser Economy, Trade and Public Affairs Hira Trisnoputri dan Second Secretary Trade, Economy and Environment Elspeth Davidson, hendak mengenal pionir televisi berita yang mengudara sejak tahun 2000 itu.

Jonathan Austin mengaku senang dapat berkunjung dan mengadakan pertemuan dengan Metro TV. Ia juga menyanjung peran Metro TV dalam menjaga demokrasi di Indonesia. "Adalah sebuah inovasi yang bagus untuk Indonesia ketika Metro TV pertama kali muncul sebagai televisi berita," ujar Austin.

Menurutnya, Metro TV memiliki peran penting dalam menyediakan berita untuk mengedukasi masyarakat Indonesia dan membantu Indonesia jadi negara demokrasi yang kuat.

Hal lain yang disorot dalam pertemuan tersebut ialah radikalisme dan bagaimana pers membantu mencegah hal tersebut. "Kenapa peran Metro TV (sebagai tv berita) sangat penting, karena memberikan informasi kepada masyarakat untuk mencegah radikalisme menyebar," ungkap Dubes.

Saat ditemui secara terpisah, Jonathan Austin sepakat bahwa ekstremisme adalah masalah banyak negara yang harus ditangkal. "Kami sangat terkejut ketika teroris menyerang Selandia Baru. Seperti yang Anda katakan, Indonesia punya pengalaman yang sama dengan terorisme. Kita bekerja bersama Indonesia dan banyak negara di dunia untuk menangkal ekstremisme," kata Austin.

Menurutnya, hal yang sedang dicermati banyak negara di antaranya penyebaran radikalisme dan ekstremisme di internet. "Kami pikir platform-platform di media sosial punya tanggung jawab untuk meregulasi konten-konten ekstremisme," tambahnya. (*/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya