Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TERORISME merupakan kejahatan luar biasa yang menjadi musuh bersama negara-negara di dunia. Karena itu, semua negara harus bersinergi untuk memberantas terorisme dari muka bumi. Utamanya melalui para diplomat yang menjadi representasi negara Republik Indonesia di luar negeri.
"Mereka (diplomat) harus mempunyai wawasan kebangsaan yang tinggi dalam rangka memproteksi kebijakan nasional untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, di depan para diplomat pada Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) fungsional Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Kamis (11/7).
Selain itu, Suhardi juga menyampaikan fenomena global masalah terorisme tentang bagaimana mengenali, menuntaskannya, termasuk perlakuan yang harus dikerjakan yang bersifat nasional, juga untuk sebagai inspriasi untuk tingkat multilateral dan global
Mantan Kapolda Jawa Barat ini berharap, para diplomat punya perspektif dan frame yang lengkap terkait masalah kebangsaan, radikalisme, dan terorisme. Dengan demikian, perspektif itu bisa dikembangkan sebagai bekal penugasan di pos mereka masing-masing.
"Ini juga bagian dari penguatan sinergi dalam penanggulangan terorisme. Selama ini sudah ada 36 kementerian dan lembaga yang bersinergi dengan kami (BNPT). Malah masih ada beberapa kementerian dan lembaga yang siap menambah lagi. Ini bukti mereka mulai sadar dan terbangktikan bahwa masalah terorisme ini adalah tugas semua anak bangsa," papar Suhardi.
Apalagi, lanjut dia, akhir-akhir ini isu kepulangan pascakeruntuhan kelompok radikal negara Islam di Suriah dan Irak (ISIS), yang jadi masalah ketika mereka ingin pulang ke negaranya masing-masing. Masalah ini pasti akan menimbulkan problem baru.
Baca juga: Prancis Terapkan UU Pajak Digital, AS Meradang
Hal ini mutlak harus dipahami para diplomat karena ini menyangkut banyak negara.
"Masing-masing negara beda pendekatan. Pro dan kontra selalu ada tapi marilah kita untuk menjaga keamanan nasional tetap tidak menghilangkan sisi kemanusian," tutur mantan Kabareskrim Polri.
Yang pasti, kata Suhardi, masalah penanganan terorisme ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memperkenalkan apa yang telah dilakukan dan juga treatment apa, terutama dengan strategi pendekatan kemanusiaan.
"Melalui para diplomat, bisa disampaikan saran-saran yang sifatnya global yang bisa diimplementasikan di seluruh dunia," pungkasnya. (OL-1)
FPHW secara tegas menolak berkembangnya organisasi masyarakat yang teridentifikasi dan menganut paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Pancasila dan khilafah tidak bisa hidup berdampingan di Indonesia. Salah satunya harus dikorbankan.
SOSOK Prof Yudian Wahyudi menjadi salah satu lulusan pesantren yang berhasil di dunia akademik. Dari Pesantren Termas di Pacitan, Jawa Timur.
KARENA Indonesia negara multikultural, munculnya potensi radikalisme menjelang pilkada serentak 9 Desember 2020 masih sangat tinggi.
Paham radikalisme tumbuh subur di masyarakat karena tidak sedikit orang yang baru belajar agama tidak mampu menafsirkan ilmu itu dengan baik.
Kelompok teroris tersebut bahkan telah melakukan penggambaran untuk serangan tersebut.
Para duta besar disuguhkan kuliner seafood khas Labuan Bajo seperti Ikan Kerapu, Lobster, Cumi, Ikan Kua Asam. Olahan seafood itu berasal dari lapak-lapak UMKM kuliner Kampung Ujung.
Pada kali pertama menjabat sebagai Presidensi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa ini Indonesia mengusung tema investasi perdamaian.
Retno mengaku lebih nyaman memakai sepatu kets ketimbang sepatu dengan hak tinggi.
Pemindahan itu agar para pengungsi lebih dekat dengan tempat penampungan para pengungsi tersebut sebelumnya.
pegawai Kemlu melulu identik berjas dan melakukan sidang di luar negeri, tetapi juga bisa bersarung tangan dan membersihkan smpah di sungai.
Salah seorang tim pengacara, David Surya, mengatakan pihaknya diajak ikut serta dalam setiap perkembangan perkara seusai Polri membuka penyelidikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved