Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SELAMA ini, peran otak dalam mengatur kadar gula darah lebih banyak diteliti pada situasi darurat, seperti ketika tubuh berpuasa atau saat kadar gula menurun drastis. Namun, penelitian terbaru dari University of Michigan menunjukkan otak juga berperan penting menjaga kestabilan gula darah dalam aktivitas sehari-hari.
Studi yang dipublikasikan di Molecular Metabolism ini menyoroti sekelompok neuron di hipotalamus, tepatnya di inti ventromedial, yang dikenal memiliki fungsi mengatur rasa lapar, ketakutan, suhu tubuh, hingga aktivitas seksual.
Tim peneliti berfokus pada neuron VMHCckbr, yaitu sel saraf dengan protein reseptor khusus. Melalui uji coba pada tikus, peneliti menemukan bahwa neuron ini berperan besar menjaga kadar gula, terutama pada awal waktu di malam hari hingga pagi hari.
Asisten profesor di University of Michigan dan anggota Caswell Diabetes Institute, Alison Affinati menjelaskan bahwa dalam empat jam pertama setelah seseorang tertidur, neuron tersebut berperan menjaga agar tubuh memiliki cukup glukosa.
“Dalam empat jam pertama setelah tidur, neuron ini memastikan tubuh memiliki cukup glukosa sehingga tidak terjadi hipoglikemia di malam hari,” jelas Affinati seperti dikutip dari laman Science Daily.
Neuron tersebut mengarahkan tubuh untuk memecah lemak melalui proses lipolisis. Lemak yang diuraikan menghasilkan gliserol, yang kemudian dipakai untuk membentuk gula. Aktivasi neuron ini pada tikus terbukti meningkatkan kadar gliserol di dalam tubuh.
Penemuan ini juga memberi gambaran mengenai kondisi pradiabetes, di mana pasien kerap mengalami peningkatan lipolisis saat malam.Hal tersebut mungkin terjadi karena neuron VMHCckbr bekerja terlalu aktif, hingga dapat memicu tingginya kadar gula darah.
“Berbagai kelompok neuron saling bekerja sama. Semua aktif dalam keadaan darurat, tetapi dalam kondisi normal, perubahan yang terjadi lebih perlahan,” ujar Affinati.
Saat ini, tim peneliti masih menelusuri bagaimana seluruh neuron di inti ventromedial berkoordinasi mengatur gula darah pada berbagai kondisi, seperti puasa, makan, maupun stres. Mereka juga meneliti kaitan peran otak dan sistem saraf dengan pengendalian gula melalui organ penting seperti hati dan pankreas. (Science Daily/Michigan Medicine University of Michigan/Z-2)
Obesitas berdampak pada menurunnya daya ingat, konsentrasi, hingga risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer, Parkinson, stroke, dan demensia.
Gejala seperti mudah lupa, sulit fokus, atau brain fog sering dianggap remeh, padahal bisa menjadi tanda awal penurunan fungsi kognitif.
Seorang pria di Amerika Serikat terdiagnosis neurocysticercosis, infeksi cacing pita di otak, setelah bertahun-tahun mengonsumsi bacon kurang matang.
Code Stroke merupakan sistem yang dirancang untuk memastikan penanganan segera terhadap pasien yang dicurigai mengalami stroke.
Kemajuan teknologi dan hasil riset yang menjanjikan pada tikus telah membuka jalan bagi pengobatan untuk gangguan otak yang mematikan.
Penelitian terbaru menunjukkan mangga bisa dikonsumsi penderita diabetes tipe 2 tanpa meningkatkan gula darah secara signifikan.
Memahami gejala diabetes sejak dini menjadi langkah pencegahan agar kondisi ini bisa dikendalikan.
Penelitian di India ungkap, mangga bisa aman untuk penderita diabetes tipe 2 jika dikonsumsi terkontrol. Simak manfaat, riset, dan tips aman makannya.
Banyak yang bertanya, “Jika orang tua saya menderita diabetes, apakah saya juga akan mengalaminya?” Jawabannya: belum tentu.
Saat ini, penjualan alat kesehatan rumah tangga di Indonesia tumbuh pesat dengan laju 13,6% per tahun, dengan glucometer menguasai lebih dari 40% pasar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved