Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Pengeditan Gen Otak Kian Nyata, Tawarkan Harapan Baru untuk Gangguan yang Mematikan

Bimo Aria Seno
18/8/2025 10:59
Pengeditan Gen Otak Kian Nyata, Tawarkan Harapan Baru untuk Gangguan yang Mematikan
Ilustrasi(Freepik)

SETELAH melakukan riset terhadap tikus dan menemukan hasil yang menjanjikan, kini, para peneliti semakin dekat dengan temuan untuk menerapkan pengeditan genom pada target baru, yaitu otak manusia. 

Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknologi dan hasil riset yang menjanjikan pada tikus telah membuka jalan bagi pengobatan untuk gangguan otak yang mematikan. 

Melalui teknik berbasis CRISPR-Cas9, para peneliti memperkirakan uji coba pada manusia segera menyusul dalam beberapa tahun ke depan.

“Data tidak pernah terlihat sebagus ini sebelumnya. Ini semakin jauh dari fiksi ilmiah, dan semakin dekat dengan kenyataan” kata founder dan chief executive Rett Syndrom Research Trust di Trumbull, Connecticut Monica Coenraads.

Tantangan yang besar

Para peneliti telah mengembangkan terapi pengeditan gen untuk mengobati penyakit pada darah, hati, dan mata. 

Pada Mei lalu, peneliti melaporkan keberhasilan yang menakjubkan, dengan menggunakan terapi pengeditan gen yang  dipesan lebih dahulu untuk mengobati seorang bayi laki-laki bernama KJ yang mengidap penyakit hati yang mematikan.

Namun, penerapan pada otak masih menghadapi tantangan yang besar. Jika pada kasus KJ, komponen molekuler yang dibutuhkan untuk mengobati KJ dimasukkan ke dalam partikel lemak yang secara alami terakumulasi di dalam hati. 

Sedangkan otak memiliki penghalang pertahanan yang mencegah masuknya banyak zat, para peneliti sedang meriset partikel serupa yang dapat menargetkan otak secara efektif. 

Kisah KJ memberi harapan, tapi juga menimbulkan rasa frustasi di kalangan keluarga pasien penyakit neurologis.

Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa teknologi pengeditan gen yang dapat menulis ulang potongan kecil genom sel, siap untuk memperbaiki beberapa mutasi. 

Peneliti melaporkan bahwa mereka telah memperbaiki mutasi yang pada manusia menyebabkan penyakit yang disebut alternating hemiplegia of childhood (AHC). 

Kelainan langka yang muncul sebelum usia 18 bulan dan ditandai kejang, kelumpuhan parsial, dan ketidakmampuan belajar. 

“Ini adalah penyakit yang mengerikan,” kata David Liu, ahli biologi kimia di Broad Institute of MIT dan Harvard di Cambridge, Massachusetts.

Liu dan rekan-rekannya menggunakan pengeditan gen dari CRISPR yang disebut pengeditan utama pada tikus dengan mutasi yang menyebabkan AHC. 

Teknik ini memperbaiki mutasi pada sekitar setengah dari korteks otak, bagian yang mengontrol pembelajaran dan memori. Tikus-tikus tersebut menunjukkan peningkatan dalam berbagai hal, kejang menjadi tidak begitu parah, kognisi dan kontrol motorik membaik, serta kemungkinan rentang hidup yang lebih panjang.

Di Fakultas Kedokteran Universitas Jiao Tong Shanghai di Tiongkok, ahli saraf Zilong Qiu dan rekan-rekannya telah menggunakan pengeditan basa untuk mengoreksi mutasi pada gen yang disebut MEF2C4. 

Pada anak-anak manusia, mutasi ini dapat menyebabkan epilepsi, kecacatan intelektual, dan kemampuan verbal yang terbatas. 

Kesengsaraan finansial

Ini merupakan perjalanan yang panjang dari hasil pada tikus ke uji klinis pada manusia. Qiu berharap bahwa ia dan timnya akan siap dalam kisaran waktu lima tahun kedepan untuk mencoba terapi pengeditan pada seseorang dengan sindrom Rett. 

Di sisi lain Liu dan timnya juga berharap, dalam beberapa tahun ke depan, mereka dapat menyelesaikan eksperimen yang tersisa yang diperlukan untuk meluncurkan penelitian pada penderita AHC. 

Karena partikel lemak, seperti yang digunakan dalam pengobatan KJ, belum bisa menjadi pilihan. Coenraad melalui organisasinya, mendanai upaya dalam mengembangkan metode bebas virus yang dapat mengantarkan molekul ke sel-sel otak. 

Saat ini yang menjadi penghalang terbesar bukan lagi teknologi. Di Amerika Serikat, industri bioteknologi mengalami kemerosotan finansial yang panjang. Sejumlah investor telah menarik diri dari terapi gen dan pendekatan pengeditan gen, yang mahal dan sulit untuk diproduksi. (nature.com/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya