Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Lomba Baca Kitab Internasional Pertama Diikuti Ribuan Santri

Abdillah M Marzuqi
09/7/2025 06:33
Lomba Baca Kitab Internasional Pertama Diikuti Ribuan Santri
Kemenag gelar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat Internasional.(Dok.HO)

DIREKTORAT Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk pertama kalinya menggelar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat Internasional. Lomba baca kitab ini akan berlangsung di Pesantren As’adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada 1-7 Oktober 2025.

Dirjen Pendis Kemenag Amin Suyitno menjelaskan, MQK Internasional ke-1 ini akan diikuti 8.773 santri yang berasal dari 1.218 lembaga, yakni 1.161 pesantren dan 57 Ma'had Aly.  

Suyitno menjelaskan, MQK kali ini istimewa karena untuk pertama kalinya berskala internasional dan diadakan di kawasan timur Indonesia. MQK kali ini juga diselenggarakan berbasis digital, serta mengusung semangat local to global. 

"Ini adalah MQK pertama yang dilaksanakan secara internasional. Dengan menghadirkan peserta dari Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste," ujar Suyitno saat sambutan dalam acara Kick Off MQK ke-1 di Kantor Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta, Selasa (8/7). 

Kick Off MQK Internasional ini turut dihadiri 10 Duta Besar RI untuk negara-negara Asia Tenggara. Peserta MQK juga mengikuti secara daring, termasuk Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, asosiasi pesantren, serta para pengasuh pondok pesantren dari seluruh Indonesia. 

Kick Off ini diresmikan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. Dia menjelaskan, MQK Internasional ini menjadi ajang untuk membaca, memahami, dan menjelaskan isi dari kitab-kitab klasik atau kitab kuning yang diwariskan dan diajarkan para ulama.

Menurut Nasaruddin, banyak santri di pesantren yang sangat fasih berbahasa Arab, tapi belum tentu bisa memahami kitab kuning atau kitab turots dengan baik.

"Untuk itu mohon yang diperlombakan nanti adalah kitab turots. Jadi ini bukan untuk mengukur siapa yang pintar berbahasa Arab, tapi siapa yang pintar membaca kitab turots," kata Nasaruddin. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik