Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Rektor UII: Banyak Sekali Kebohongan yang Muncul di Ruang Publik

Agus Utantoro
03/7/2025 12:54
Rektor UII: Banyak Sekali Kebohongan yang Muncul di Ruang Publik
Ilustrasi(https://www.uii.ac.id/)

REKTOR Universitas Islam Indonesia Prof. Fathul Wahid mengemukakan, pada akhir-akhir ini banyak sekali kebohongan yang muncul di ruang publik.

Kebohongan ini, kata Rektor banyak dibungkus dengan dalih atau narasi seakan-akan scientific, masuk akal dan seakan-anak bisa dipercaya. "Namun jika ditelisik lebih lanjut, tidak seperti itu adanya," katanya.

Launching Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial Budaya di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII, Rabu, Rektor lebih lanjut mengatakan dua hari lalu, beredar indeks baru yang digunakan untuk mengukur integritas akademik. Menurut dia tercatat ada 13 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut dan ada 4-5 perguruan tinggi yang mendapat bendera merah. 

"Artinya dari 13 perguruan tinggi itu memiliki produktivitas publikas, namun pada saat yang sama potensi pelanggaran integritas akademiknya luar biasa. "Ini menyedihkan sekaligus memalukan," katanya.

Fathul menjelaskan 13 perguruan tinggi tersebut ada satu PTS (Perguruan Tinggi Swasta), dan 12 PTN (Perguruan Tinggi Negeri) kelas gajah semua. Ini artinya, katanya, produktivitas tulisan dosen harus ditingkatkan, tetapi integritas akademik terabaikan. 

“Saya merasa deg-degan saat membaca indek mengukur integritas akademik. Deg-degan karena takut UII termasuk di dalamnya. Kalau UII termasuk, saya tidak tahu harus berkata apa,” katanya. 

Fathul Wahid kemudian bersyukur karena PTS tertua di Indonesia yang dipimpinnya ini tidak masuk dalam daftar tersebut.

Ia kemudian mengingatkan kalangan mahasiswa agar selalu menjaga integritas akademik. Dunia pendidikan, ujarnya, merupakan bisnis kejujuran. Jika kejujuran hilang, katanya, maka dunia pendidikan tidak lagi bermartabat. Fathul Wahid menegaskan integritas akademik merupakan syarat mutlak untuk menjaga kejujuran.

Rektor kemudian berpesan kepada para mahasiswa, agar menolak jika mendapat tawaran bantuan pengerjaan skripsi, tesis atau desertasi, joki dan lainnya. Karena, jelasnya, hal semacam itu merupakan pelanggaran integritas akademik dan sekaligus pelacuran akademik.
Pada kesempatan itu,Rektor menambahkan, kalangan mahasiswa maupun dosen ada yang pernam memanfaatkan aplikasi untuk menguji tingkat plagiarismenya, Turnitin.

Fungsi Turnitin, jelasnya adalah untuk mengetahui apakah ada indikasi plagirisme. Bukan alat untuk mengetahui atau mengecek apakah masih ketahuan ada plagiarisme. “Jadi sekarang, Turnitin itu sudah berubah fungsi yaitu mengecek apakah masih ketahuan ada plagiarisme. Padahal yang tahu plagiarisme atau tidak itu kita sendiri,” kata Fathul. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya