Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
NEGARA-NEGARA tropis seperti Indonesia dan kawasan Pasifik dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia yang mengagumkan. Kondisi iklim dan habitat yang ideal memungkinkan jutaan spesies flora dan fauna berkembang pesat di wilayah ini.
Menurut Ahli Genetika Ekologi IPB University Prof Ronny Rachman Noor, keanekaragaman satwa liar ini merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya.
Di samping keindahan dan keunikannya, satwa liar ini merupakan bagian dari struktur populasi hewani dan arsitektur rantai makanan dan keseimbangan habitat di alam.
"Namun, sayangnya, karena berbagai alasan seperti kebutuhan ekonomi dan bertahan hidup, satwa liar yang dilindungi ini tetap saja diburu dan diperdagangkan secara ilegal," ungkapnya.
Bagi penduduk lokal, kebutuhan berburu satwa liar umumnya didorong oleh alasan ekonomi yang mendesak.
Sementara itu, para pedagang dan pengumpul di mata rantai yang lebih besar memiliki tujuan utama meraup keuntungan besar dari perdagangan ilegal ini.
Negara di kawasan Pasifik yang dikaruniai keindahan alam dan keanekaragaman hayati juga tidak terlepas dari jerat perburuan dan perdagangan satwa liar dengan alasan yang sama.
Berbagai satwa liar seperti burung beo merah, burung dara, kakaktua putih, dan kakaktua ungu menjadi sasaran pemburu. Hasil tangkapan tersebut kemudian ditampung oleh para pengumpul sebelum masuk ke mata rantai perdagangan satwa ilegal, baik untuk kolektor pribadi maupun pasar global hewan peliharaan eksotis.
"Tidak hanya burung, berbagai jenis reptilia seperti ular, kupu-kupu, dan berbagai satwa liar lainnya juga tidak luput dari perburuan satwa liar ilegal ini di kawasan Pasifik," jelasnya.
Prof Roni memaparkan, data dari Australian Broadcasting Corporation (ABC) menunjukkan bahwa kepulauan Solomon merupakan eksportir satwa liar ilegal terbesar di kalangan negara di kawasan Pasifik.
Dulunya, satwa liar ini belum menjadi pusat perhatian. Lonjakan permintaan dari perdagangan hewan peliharaan eksotik memicu semakin banyaknya pemburu liar yang terlibat.
Bisnis ilegal satwa liar ini terus berkembang dan memiliki nilai ekonomis yang cukup signifikan. PBB menyebutkan bahwa negara-negara di kawasan Pasifik mengirimkan lebih dari 1.000 satwa liar secara ilegal ke luar negeri setiap tahunnya. Perdagangan ini memasuki pasar global yang diperkirakan bernilai mencapai Rp656 triliun per tahun.
Prof Ronny menyebut, kepulauan Solomon masih memiliki banyak hutan alam sebagai habitat berbagai satwa liar. Keterbatasan infrastruktur, dan akses jalan membuat perburuan satwa liar ini sangat sulit diawasi oleh pihak berwenang.
"Dalam situasi seperti ini, masalah ekonomi yang mendesak membuat sebagian penduduk lokal menggantungkan hidupnya dari kegiatan menjerat dan menjebak satwa liar untuk dijual kepada pengumpul," ujartnya.
Di kalangan pemerhati satwa liar dunia, pasar Pramuka dan Jatinegara di Jakarta dikenal sebagai pusat perdagangan satwa liar.
Lokasi ini tidak hanya menampung satwa liar dari berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga dari berbagai negara, baik yang diperdagangkan secara legal maupun ilegal.
"Dengan reputasi dan skala perdagangan satwa liarnya, tidak heran jika pasar satwa liar Pramuka dan Jatinegara ini dikenal dunia sebagai salah satu pasar satwa liar terbesar di kawasan Asia Tenggara," kata Prof Ronny menjelaskan.
Menurut dia, Indonesia sebenarnya sudah memiliki undang-undang perlindungan satwa liar. Aturan ini bertujuan memerangi dan mengurangi volume perdagangan satwa liar dengan ancaman pidana penjara bagi pelaku penangkapan dan perdagangan satwa liar tanpa izin khusus.
Namun dalam pelaksanaannya, pengawasan masih lemah sehingga secara kasat mata, perdagangan satwa liar secara terbuka masih terus berlangsung dan mudah ditemukan.
Ujung mata rantai perdagangan satwa liar ini adalah para kolektor yang tinggal di berbagai negara, seperti Amerika Serikat yang merupakan pasar satwa eksotik terbesar di dunia.
Prof Ronny menegaskan, pemilikan satwa liar tanpa pengetahuan yang memadai tentang perilaku, lingkungan pemeliharaan, dan pakan yang tepat akan membahayakan kelangsungan hidup satwa tersebut.
"Satwa liar yang dipelihara dalam kondisi tidak sesuai habitatnya akan mengalami stres berat yang dapat menyebabkan kegagalan reproduksi bahkan kematian," tuturnya.
"Bukankan satwa liar itu lebih baik dinikmati di alam liarnya dibandingkan dengan dimiliki?" pungkas Prof Ronny. (Z-1)
kebutuhan berburu satwa liar umumnya didorong oleh alasan ekonomi yang mendesak.
Terungkapnya perdagangan bagian satwa dilindungi berupa sisik Trenggiling (Manis javanica), bermula dari penggalian data dan informasi akun media sosial.
PENYIDIK Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Kehutanan Wilayah Sumatra menyerahkan tersangka berinisial MS (24) kasus perdagangan satwa liar trenggiling.
Gakkum berhasil menggagalkan perdagangan online bagian tubuh satwa dilindungi dari Indonesia ke Luar Negeri termasuk Amerika Serikat dan mengamankan 2 pelaku
Pelepasliaran satwa tersebut merupakan hasil dari upaya penyelamatan yang dilakukan oleh petugas Polhut BKSDA Maluku
Job fair kerap kali hanya menjadi tempat menampung surplus pencari kerja daripada benar-benar menjawab kekurangan tenaga kerja di industri.
Sistem Smart Classroom yang diimplementasikan IPB University bekerja sama dengan Huawei dan U-Learning, telah melalui uji coba terbatas dan menunjukkan hasil yang luar biasa.
Tanaman cabai petani di Kulon Progo kini telah panen empat kali, dengan total rata-rata 224 gram per pohon—jauh melampaui angka biasa yang hanya sekitar 153 gram per pohon.
Mungkin Anda pernah melihat ada nyamuk yang hanya mengincar orang tertentu. Misalnya dalam satu ruangan, ada orang yang diserang habis-habisan oleh nyamuk, sedangkan yang lain tidak.
OJK mendorong adanya pembagian beban atau cost sharing antara perusahaan asuransi dengan peserta melalui skema copayment.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved