Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kebiasaan Begadang Bisa Picu Demensia, Ini Peringatan dari Para Ahli

Febronia Agatha
08/6/2025 11:32
Kebiasaan Begadang Bisa Picu Demensia, Ini Peringatan dari Para Ahli
Ilustrasi(freepik)

Meskipun dikenal sebagai individu yang cerdas dan produktif, kebiasaan terjaga hingga larut malam rupanya bisa membuka jalan bagi penyakit yang biasanya menyerang orang tua demensia. 

Masalah tidur berkelanjutan, menurut para ahli medis, berpotensi menurunkan kemampuan berpikir secara signifikan. 

Mengutip laporan dari Antara News, penelitian terbaru memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara kualitas tidur yang buruk. Termasuk kebiasaan begadang atau pola tidur yang tidak teratur, dan peluang berkembangnya demensia. 

Masalah tidur dipandang dapat mempercepat akumulasi plak beta-amiloid di dalam otak, yang dikenal sebagai salah satu penyebab utama penyakit Alzheimer, jenis demensia yang paling umum. 

Menurut informasi di situs Alodokter, demensia bukan hanya penyakit pikun, melainkan juga sindrom yang menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan perilaku yang cukup serius hingga mengganggu kegiatan sehari-hari. Gejala dapat muncul secara bertahap dan sering kali tidak disadari sampai kondisi menjadi lebih serius. 

Dokter spesialis saraf menyarankan agar masyarakat mulai menerapkan kebiasaan tidur yang sehat. “Semestinya, orang dewasa memerlukan 7–9 jam tidur yang berkualitas setiap malam. Kurang tidur dalam jangka waktu lama dapat merusak fungsi otak dengan cara permanen,” terang dr. Indra, seorang spesialis saraf di Jakarta. 

Kebiasaan tidur larut sering dihubungkan dengan tekanan dari pekerjaan, gaya hidup yang berorientasi digital, atau tuntutan dalam dunia akademik. 

Namun, para ahli memperingatkan bahwa dampak jangka panjangnya tidak boleh dianggap remeh. Selain demensia, masalah tidur juga berhubungan dengan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, hingga depresi. 

Upaya untuk mencegah demensia bisa dimulai dari langkah-langkah sederhana. Yaitu dengan tidur yang cukup, pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, serta terlibat dalam aktivitas sosial dan intelektual. Memelihara kesehatan otak sejak dini merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga. 

Oleh karena itu, seberapa pintar pun Anda, jika kebiasaan tidur terus dikorbankan, waspadalah. Demensia dapat mengintai dengan tenang di balik kebiasaan begadang. (Antara/alodokter/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya