Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
ILMUWAN akan menganalisis lebih dari satu juta pemindaian otak menggunakan kecerdasan buatan dengan tujuan mengembangkan alat untuk memprediksi risiko seseorang terkena demensia.
Peneliti dari University of Edinburgh dan University of Dundee akan memeriksa pemindaian CT dan MRI dari pasien di Skotlandia yang diambil selama lebih dari satu dekade, sebagai bagian dari upaya penelitian global yang disebut NEURii.
Tim ini akan menggunakan AI dan pembelajaran mesin untuk mencocokkan data gambar dengan catatan kesehatan. Perbandingan itu untuk menemukan pola yang dapat membantu dokter lebih baik dalam menentukan risiko seseorang mengembangkan demensia.
Baca juga : AI Membantu Identifikasi Autisme pada Balita dengan Akurasi 80%
Jumlah orang yang hidup dengan demensia secara global diperkirakan hampir tiga kali lipat menjadi 153 juta pada 2050, dan peneliti memperingatkan hal ini menghadirkan ancaman yang semakin cepat bagi sistem kesehatan dan perawatan sosial. Biaya kesehatan dan sosial yang terkait dengan demensia sudah melebihi US$1 triliun (£780 miliar) per tahun, menurut penelitian.
Para ilmuwan bertujuan untuk menciptakan alat digital yang dapat digunakan oleh ahli radiologi saat memindai pasien untuk menentukan risiko demensia mereka dan mendiagnosis penyakit serta kondisi terkait lebih awal.
Alat tersebut juga dapat membantu mempercepat pengembangan perawatan yang lebih tepat untuk demensia, kata mereka.
Baca juga : Investasi Digital di Bidang AI Diperlukan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
“Data baru ini akan sangat berguna bagi peneliti neurologi," ujar Prof Emanuele Trucco, seorang ahli AI dan pencitraan medis di Dundee.
"Jika kita berhasil menetapkan bukti konsep yang sukses, kita akan memiliki serangkaian alat perangkat lunak yang terintegrasi dengan lancar dan tidak mengganggu operasi radiologi rutin yang membantu pengambilan keputusan klinis dan menandai risiko demensia sedini mungkin."
Hingga 1,6 juta gambar akan dipindai, dengan persetujuan dari panel manfaat publik dan privasi untuk kesehatan dan perawatan sosial, bagian dari NHS Skotlandia.
Baca juga : Tak Lagi Libatkan Guru, Sekolah di Inggris Gunakan AI untuk Ajarkan Matematika dan Bahasa
Data akan disimpan di Scottish National Safe Haven, yang ditugaskan Public Health Scotland untuk menyediakan platform aman bagi penggunaan data elektronik NHS untuk penelitian.
Pemimpin proyek, Prof Will Whiteley dari Edinburgh’s Centre for Clinical Brain Sciences, mengatakan: "Pemanfaatan yang lebih baik dari pemindaian otak sederhana untuk memprediksi demensia akan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang demensia dan potensi diagnosis lebih awal dari penyebabnya, yang pada gilirannya akan mempermudah pengembangan perawatan baru.
"Saat ini perawatan untuk demensia mahal, langka, dan nilainya tidak pasti. Jika kita dapat mengumpulkan data dari kelompok besar orang yang berisiko tinggi, yang kemudian memberikan persetujuan mereka untuk berpartisipasi dalam uji coba, kita benar-benar dapat mulai mengembangkan perawatan baru." (The Guardian/Z-3)
Fitur menarik lainnya, kaca mata pintar itu memiliki kamera ultra lebar 12MP, yang bisa menangkap foto 3.024 × 4.032 px dan video 1.512 × 2.016 px pada kecepatan hingga 30fps
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Sebuah studi mengungkap ChatGPT kerap memberikan informasi berbahaya kepada remaja.
Youtube menguji coba kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi pengguna di bawah 18 tahun.
Peneliti menggunakan kecerdasan buatan ciptakan dua calon antibiotik lawan superbug.
Teknologi ini membantu petani mendiagnosis penyakit tanaman melalui analisis gambar dan memberikan rekomendasi agronomi yang tepat untuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved