Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Investasi Digital di Bidang AI Diperlukan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Basuki Eka Purnama
15/8/2024 10:36
Investasi Digital di Bidang AI Diperlukan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Konferensi pers mengenai investasi digital di bidang AI.(MI/HO)

LAPORAN komprehensif berjudul Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services, Pendiri AC Ventures dan Kepala Badan Ekonomi dan Financial Technology Kadin Indonesia Pandu Sjahrir mengatakan investasi infrastruktur digital, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI), harus dimudahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional kedepan.

“Salah satu rekomendasi dari Kadin adalah mempermudah investasi di bidang-bidang yang berkaitan dengan infrastruktur digital. Infrastruktur yang memadai akan memungkinkan AI berkembang pesat di Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menarik lebih banyak investor ke tanah air,” ucapnya melalui siaran pers, dikutip Kamis (15/8). 

AC Ventures, bekerja sama dengan Boston Consulting Group (BCG), dan unit desain serta teknologi BCG X, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia), merilis laporan tersebut.

Baca juga : Periusahaan Teknologi Gelar Workshop dan Laptop AI Maveric Quantum

Laporan itu mengeksplorasi adopsi dan dampak GenAI di sektor keuangan Indonesia, serta memberikan saran strategis bagi para pemimpin untuk memanfaatkan potensi AI untuk perkembangan ekonomi Indonesia ke depan. 

Peluncuran laporan ini berlangsung di kantor pusat AC Ventures di pusat kota Jakarta, dengan berbagai media lokal dan internasional hadir.

Pandu mengungkapkan, Indonesia membutuhkan investasi senilai US$20 miliar dalam dua tahun ke depan hanya untuk untuk membangun infrastruktur digital berupa pusat data yang akan mendukung teknologi AI. 

Baca juga : Kecerdasan Buatan makin Dibutuhkan di Sektor Jasa Pelayanan

Menurutnya, kapasitas data center yang diperlukan mencapai dua gigawatt, dengan kebutuhan khusus untuk AI yang setara dengan 8 juta hingga 10 juta megawatt.

“Maka dari itu, kita harus bisa menarik lebih banyak lagi investasi di Indonesia, dan pembangunan infrastruktur digital ini menjadi satu langkah untuk bisa mencapai angka 8% (pertumbuhan ekonomi) tadi,” imbuhnya.

Dengan pemerintahan yang akan datang berencana membangun Kedaulatan Digital (Sovereign AI), lanjut Pandu, ada dorongan untuk memperbaiki kerangka regulasi dan mempercepat investasi dalam infrastruktur lokal untuk pengembangan GenAI. 

Baca juga : Airlangga: Tidak Semua Hal Mengenai AI Bersifat Negatif

“Ini memicu diskusi penting tentang peningkatan infrastruktur energi Indonesia dengan energi terbarukan dan pembiayaan berkelanjutan. AI dan GenAI memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi Indonesia dengan mentransformasikan tidak hanya sektor swasta, tetapi juga perusahaan milik negara dan lembaga pemerintah,” imbuhnya.

Menurut Pandu, implementasi yang efektif memerlukan pusat data yang berkelanjutan yang didukung oleh energi terbarukan, undang-undang privasi yang ketat, dan kemitraan publik-swasta yang kuat. 

Laporan ini memberikan panduan strategis untuk sektor swasta dan publik, sambil menekankan pentingnya keamanan siber untuk melindungi aset data nasional.

“Laporan ini juga menjadi bahan masukan untuk White Paper Arah Pembangunan dan Kebijakan Bidang Ekonomi tahun 2024-2029 yang tengah disusun oleh Kadin Indonesia," pungkas Pandu. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya